Aher Sebut Inovasi Mampu Wujudkan Target Kunjungan Wisman

0
Aher wisata disparbud 1

Ada beberapa upaya yang diintruksikan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan untuk mencapai target kunjungan jumlah wisatawan di tahun 2018 ini. Pemprov Jabar melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) menargetkan jumlah kunjungan wisatawan pada 2018 mencapai 49,75 juta wisatawan. Di antaranya 48 juta kunjungan wisatawan nusantara (wisnus) dan 1,75 juta kunjungan wisatawan mancanegara (wisman).

Upaya-upaya itu diantaranya menekankan inovasi dalam mengembangkan pariwisata. Inovasi ini harus memiliki nilai (value) tambah yang dapat dirasakan oleh masyarakat.

“Jangan ragu berinovasi untuk kepariwisataan, dan pariwisata itu added value-nya penuh untuk kita. Kita bahan dasarnya ada, karena bumi yang kita miliki indah segala macamnya,” ujar Aher dalam arahannya Rapat Koordinasi (Rakor) I Kepariwistaan dan Kebudayaan Jawa Barat di Bandung, beberapa waktu lalu.

Aher mencontohkan Kabupaten Pangandaran yang dianggap berhasil menciptakan terobosan untuk mengembangkan pariwisata di Pengandaran. Industri pariwisata di kabupaten yang kaya wisata lautnya ini  telah menyumbangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD)  yang cukup signifikan

Sejak awal Pangandaran punya kesadaran kalau unggulannya adalah kepariwisataan. Ketika Pangandaran menjadi Kabupaten Pangandaran, PAD-nya itu Rp 22 miliar. Tahun 2017 PAD Pangandaran Rp 144 miliar. Lompatannya akibat pariwisata luar biasa,” ujar  Aher.

Aher melihat Pangandaran berani melakukan perubahan pada landscape kotanya. Sekolah dan puskesmas  kecil terpaksa dibongkat hanya untuk mmebuat ruang terbuka hijau dan taman yang dilengkapi jalan besar. Cara ini ternyata membuahkan hasil dengan menjadi primadonanya ruang terbuka hijau dan taman tersebut.

Untuk sekolah dan puskemas kecil yang dibongkar dibangun kembali ke lokasi lain dengan bangunan yang besar dan kokoh.

Selain itu, Pangandaran juga mampu membuat event budaya yang teroganisir dan menarik. Sehingga event-event tersebut berlangsung dengan dahsyat dan mampu menarik kunjungan wisatawan. Kuncinya, menurut Aher adalah koordinasi yang dapat memberikan manfaat untuk event yang diselenggarakan tersebut.

 

“Oleh karena itulah, koordinasi sangat penting untuk melipatgandakan dampak positif atau manfaat event pariwisata dan budaya. Sehingga dampaknya tidak saja pada kesuksesan penyelenggaraan. Namun juga berdampak pada transaksi perekonomian yang memadai yang bisa dirasakan secara langsung oleh masyarakat,” kata Aher.

Hal lain yang ditekankan Aher, infrastruktur atau fasilitas budaya. Dia mencontohkan gedung-gedung pertunjukkan atau gedung kesenian representatif harus dimiliki sebuah daerah. Acara-acara seni dan budaya juga harus masuk dalam kalender event dan terinformasikan dengan baik melalui sebuah media.

“Tempat-tempat pertunjukkan harus ada mewadahi karya-karya seni untuk ditampilkan dan dinikmati secara baik, sekaligus dikembangkan, dan dihargai. Dan kemudian membangun kebahagiaan lewat seni. Jadi, gedung kesenian harus ada di kabupaten/kota masing-masing hiji (satu),” ungkap Aher.

 

 

 

 

 

 

 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *