AirNav Prediksi 76.972 Pergerakan Pesawat pada Nataru 2025/2026

0
WhatsApp-Image-2022-11-10-at-13.54.09

Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia memproyeksikan pergerakan pesawat pada masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026 mencapai 76.972 penerbangan. Lonjakan tersebut dihitung selama 18 hari periode layanan khusus angkutan Nataru.

Direktur Operasi AirNav Indonesia, Setio Anggoro, mengungkapkan bahwa total pergerakan tersebut naik sekitar 3,5 persen dibanding periode Nataru tahun sebelumnya.

“Kenaikan pergerakan arus lalu lintas udara selama masa layanan khusus Nataru tahun ini mencapai kurang lebih 3,5 persen dibandingkan tahun lalu,” ujar Setio saat ditemui di Bandung, Jawa Barat.

AirNav memperkirakan puncak pergerakan penerbangan menjelang libur Nataru terjadi pada 19–20 Desember 2025, sementara arus balik diprediksi memuncak pada 3–4 Januari 2026.

Pada periode puncak tersebut, jumlah pergerakan harian di berbagai bandara dapat mencapai 4.300 hingga hampir 4.930 penerbangan, terutama menuju sejumlah destinasi wisata populer seperti Bali, Yogyakarta, dan Lombok.

Untuk mengantisipasi padatnya aktivitas penerbangan, AirNav memastikan seluruh fasilitas dan sistem navigasi berjalan optimal. Salah satu langkah strategis ialah memaksimalkan fungsi Indonesia Network Management Center (INMC) sebagai pusat koordinasi arus lalu lintas udara nasional.

INMC beroperasi selama 24 jam, mengintegrasikan pemantauan dan pengaturan navigasi di seluruh wilayah kerja AirNav. Melalui pusat ini, penyesuaian rute, kapasitas jalur udara, serta pengaturan urutan keberangkatan dan kedatangan dapat dilakukan secara cepat menyesuaikan dinamika lapangan.

AirNav menyiapkan sejumlah langkah teknis untuk menjaga efisiensi dan kelancaran arus udara, antara lain:

Penyesuaian Airspace Capacity Setting sesuai kebutuhan,

Pengaturan sequencing kedatangan dan keberangkatan,

Koordinasi slot dan jam operasional bandara,

Penerapan jalur udara alternatif (re-routing) untuk mengurangi potensi bottleneck.

“Tujuan akhirnya jelas: penumpang dapat berangkat dan tiba dengan lebih lancar. Efisiensi tercapai, dan keselamatan tetap menjadi prioritas utama,” tegas Setio.

Direktur Keselamatan, Keamanan, dan Standardisasi AirNav Indonesia, Capt Nurcahyo Utomo, menambahkan bahwa monitoring terhadap faktor risiko diperketat selama masa operasi Nataru. Pengawasan dilakukan pada potensi gangguan seperti cuaca ekstrem, abu vulkanik, balon udara dan layang-layang liar, hingga keberadaan satwa liar di sekitar area bandara.

Selain itu, AirNav memperkuat keamanan siber melalui pengoperasian Security Operation Center (SOC) dan Computer Security Incident Response Team (CSIRT) yang standby 24 jam. Keduanya juga berkoordinasi dengan Badan Siber dan Sandi Nasional (BSSN) untuk berbagi data ancaman siber yang mungkin mengganggu layanan navigasi.

“AirNav memastikan seluruh 302 unit pelayanan navigasi dari Sabang hingga Merauke berada dalam kondisi siaga penuh. Ruang udara kami jaga, sistem kami jaga, dan sumber daya manusia yang mengoperasikannya juga kami jaga,” tutur Nurcahyo.

Dengan berbagai persiapan teknis dan penguatan koordinasi tersebut, AirNav optimistis layanan navigasi penerbangan selama libur Nataru dapat berjalan aman, lancar, dan efisien meski pergerakan penerbangan mengalami peningkatan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *