Antisipasi Dampak El Nino, Bapanas Perkuat Cadangan Pangan Produksi Dalam Negeri
Mengantisipasi dampak perubahan iklim akibat El Nino pada Agustus 2023 mendatang, Badan Pangan Nasional (Bapanas)/ National Food Agency (NFA), meyakini kondisi stabilitas pasokan dan harga pangan dapat terus terjaga, salah satu upaya yang dilakukan ialah melalui penguatan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).
Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi mengatakan pemenuhan kebutuhan CPP tetap diutamakan bersumber dari hasil produksi dalam negeri. Namun sebagai upaya mitigasi resiko krisis pangan, dilakukan pula pengadaan dari luar negeri secara terukur dan presisi sehingga tidak ada lagi keterlambatan dalam hal pengadaannya khususnya untuk produk kedelai, bawang putih, daging ruminansia, dan gula konsumsi.
“Kita ini seminggu sekali diabsen sama Pak Presiden gitu ya, baru kemarin, jadi insyaallah stok kita aman,” jelasnya saat menjadi narasumber dalan program di salah satu stasiun televisi nasional, Selasa (11/07/2023).
Sementara terkait dengan pengadaan beras dari luar negeri, Arief menyebut hal itu perlu dilakukan untuk memenuhi berbagai kebutuhan pemerintah antara lain seperti Cadangan Beras Pemerintah (CBP), penyaluran bantuan pangan beras, hingga Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) untuk mengantisipasi apabila terjadi penurunan produksi akibat dari dampak El Nino sebagaimana early warning yang telah disampaikan BPS.
“Tapi pada saat memang koreksinya terlalu dalam, pemerintah itu tetap harus punya cadangan pangan. Kalau tadi angkanya disebut 5 persen, dari 30 juta kan satu setengah juta sehingga kami tanda kutip lebih memaksa Bulog untuk siapkan cadangan pangan,” tegasnya.
Di lain sisi, terkait dengan kenaikan harga beberapa komoditas pangan pokok strategis, Arief menjelaskan diluar mekanisme pasar, hal tersebut terpaksa dilakukan mengingat adanya kenaiknya biaya input produksi pangan seperti pupuk, BBM, hingga biaya Hari Orang Kerja. Selaras dengan pernyataan Prof. Dwi Andreas Santosa, ia menyebut bahwa pada saat ini petani mengalami kenaikan NTP.
“Hari ini petani hepi, diberikan dengan harga yang bagus, dan ini prestasi kita karena indikatornya adalah inflasi kita terjaga, pertumbuhan ekonomi terjaga, kemudian petani NTPnya naik,” ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengatakan pihaknya optimis kondisi produksi dan ketersediaan pangan cukup untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Khusus untuk beras, data BPS menunjukan pada tahun 2023, Indonesia masih surplus 2,49 juta ton. Selanjutnya untuk mengantisipasi dampak krisis El Nino, Kementerian Pertanian telah menyiapkan 9 Langkah Strategis.
“Over convidence or not tentu tidak mudah, tetapi untuk merasa terlalu pesimis dengan tantangan, saya kira berlebihan,” ujarnya.