Arief Yahya : Kesenian Islam Bisa Kembangkan Halal Tourism dan Friendly Tourism

0
(140116) PRESSCON A MAULID THE GIFT-64

Arief Yahya mengatakan, aneka ragam kesenian bernafaskan Islam yang ada di Tanah Air  menjadi modal utama bagi Indonesia dalam mengembangkan halal tourism atau friendly tourism.

“Indonesia mempunyai peluang besar dalam menggarap halal tourism. Popularitas Indonesia sebagai destinasi halal tourism kelas dunia telah diakui oleh masyarakat  internasional  atas prestasi dengan  mendapat tiga penghargaan sebagai The World’s Best Halal  dan The World’s Best Halal Honeymoon Destination untuk destinasi Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) dan World’s Best Family Friendly Hotel untuk Sofyan Hotel Jakarta dalam  ajang World Halal Travel Awards 2015 di Dubai, Uni Emirat Arab, belum lama ini,” beber Arief Yahya kala menghadiri acara Maulid Event 2016 yang digelar di Balairung Gedung Sapta Pesona, Jakarta (14/1)

Menpar Arief menjelaskan lebih jauh, sektor pariwisata masuk dalam  5  prioritas pembangunan  nasional (infrastruktur, maritim, energi, pangan, dan pariwisata) dan   yang menjadi andalan adalah pariwisata karena tren-nya sebagai penghasil devisa terus meningkat. Saat ini lima sektor sebagai penghasil devisa negara terbesar adalah migas, batubara, kelapa sawit, karet olahan yang  semuannya memiliki karakter sebagai non-renewable, dan pariwisata yang berada di urutan ke-lima  dengan karakter  sebagai renewable. Oleh karena itu, target sektor pariwisata  dinaikkan dua kali lipat dalam lima tahun ke depan; meraih kunjungan 20 juta wisman dan menggerakan 275 perjalanan wisnus, menghasilkan devisa Rp 240 triliun, kontribusi terhadap perekonomian (PDB) nasional sebesar 8%,  dan menciptakan 13 juta lapangan kerja.

Dalam pegelaran “A Maulid, The Gift of The Rose”  akan tampil deretan artis ternama Ibu kota antara lain; Irwansyah, Zaskia Sungkar, Titi Kamal, Opick, Haddad Alwi, Syifa, Debu, Maxi Bahajjaj dan Sholeh Al Habsyi. Untuk pembacaan narasi  kisah Nabi Muhammad akan dibawakan para tokoh ternama antara lain; Ary Ginanjar, Prof. Nasarudin Umar, Kang Rashied, Kang Abik, Yusuf Mansur, Dik Doang, Neno Warisman dan Umar Lubis.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *