Bapanas Tingkatkan Kolaborasi Pentahelix untuk Ketahanan Pangan yang Berkelanjutan
Badan Pangan Nasional (Bapanas) terus memperkuat kerjasama lintas sektor dengan pendekatan pentahelix dalam menjaga ketahanan pangan Indonesia yang berkelanjutan. Sinergi antara pemerintah, sektor swasta, akademisi, masyarakat, dan media ini diharapkan mampu mengatasi tantangan ketahanan pangan yang semakin kompleks.
Dalam dialog di Forum Merdeka Barat (FMB9) pada Senin (11/11/2024) bertema “Makan Bergizi Gratis, Pasokan Pangan Cukupkah?”, Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Bapanas, Nita Yulianis, menjelaskan pentingnya pengelolaan pangan yang membutuhkan koordinasi antar berbagai pihak. “Sinergi pentahelix adalah kunci dalam memastikan stabilitas rantai pasok pangan, dari produksi hingga konsumsi,” ujarnya.
Nita menjelaskan, program Makan Bergizi Gratis yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto, menjadi bagian dari upaya untuk memastikan pemenuhan gizi yang merata di seluruh Indonesia. Dalam rangka memastikan keberlanjutan program ini, Bapanas bersama dinas terkait terus berkolaborasi untuk memastikan pangan yang didistribusikan sesuai dengan kebutuhan setiap wilayah.
“Penyediaan pangan yang tepat sasaran adalah kunci keberhasilan program ini. Bapanas bersama dinas terkait di setiap daerah berupaya untuk memenuhi kebutuhan pangan sesuai dengan karakteristik dan potensi daerah masing-masing,” lanjutnya.
Nita juga menyoroti pentingnya memanfaatkan potensi pangan lokal dalam mendukung ketahanan pangan. Dia menegaskan bahwa setiap daerah di Indonesia harus memanfaatkan kekayaan alam mereka untuk memproduksi pangan lokal yang dapat menggantikan ketergantungan pada impor. Hal ini, menurutnya, akan memperkuat ketahanan pangan nasional, terutama di daerah-daerah rawan pangan.
“Kearifan lokal harus diperkuat. Setiap daerah memiliki potensi unggulan yang dapat dimaksimalkan. Ini penting untuk mengurangi ketergantungan pada impor dan menjaga ketahanan pangan jangka panjang,” tegas Nita.
Menurut Nita, untuk mencapai ketahanan pangan yang optimal, Indonesia perlu meningkatkan produksi pangan lokal dan mengurangi ketergantungan pada impor. Berdasarkan data terbaru dari USDA 2022, Indonesia berada di peringkat keempat sebagai produsen beras terbesar dunia, dengan kontribusi 6% terhadap produksi beras global.
“Bapanas berkomitmen untuk mendukung swasembada pangan dengan meningkatkan produksi pangan lokal. Ini tidak hanya penting untuk ketahanan pangan, tetapi juga untuk stabilitas ekonomi nasional,” ujar Nita.
Nita juga mengungkapkan pentingnya peran Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) dalam menjaga kestabilan harga pangan dan pasokan bahan makanan pokok. Dalam situasi darurat atau lonjakan harga, cadangan pangan ini akan digunakan untuk menstabilkan harga dan memastikan pasokan tetap terjaga.
“Cadangan Pangan Pemerintah sangat penting untuk menjaga kestabilan harga dan pasokan pangan. Ini adalah strategi penting dalam memastikan ketahanan pangan Indonesia di masa depan,” ujar Nita.
Dengan kolaborasi yang semakin erat antara pemerintah, sektor bisnis, masyarakat, akademisi, dan media, Bapanas berharap dapat memperkuat ketahanan pangan Indonesia. Program-program seperti Makan Bergizi Gratis dan berbagai kebijakan terkait pangan diharapkan dapat memberikan dampak positif langsung bagi masyarakat, serta memastikan keberlanjutan produksi pangan nasional.
“Bersama seluruh pemangku kepentingan, Bapanas berkomitmen untuk menjaga ketahanan pangan Indonesia, menciptakan sistem pangan yang lebih berkelanjutan, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat Indonesia,” tutup Nita Yulianis.