BNPB Prediksi Kebakaran Hutan dan Lahan Akan Terus Meningkat
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat kebakaran hutan dan lahan di Sumatera Selatan bertambah, tepatnya terjadi di wilayah Kabupaten Ogan Ilir yang mulai terjadi Sabtu, 5 Agustus 2017, pukul 14.00 dan ada pula yang terbakar mulai pukul 16.00 dan kemudian kebakaran semakin membesar. Sejauh ini, pantauan BNPB secara nasional ada 282 sebaran titik panas dengan terbanyak di Kalimantan Barat 150 titik panas, Sumsel (23), Riau (16), Sulsel (18) dan lainnya.
Terkait peristiwan yang nyaris terjadi setiap tahun ini, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho memperkirakan kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kalimantan dan Sumatera terus meningkat berkaitan dengan puncak kemarau yang diprediksi terjadi pada September 2017 mendatang.
“Potensi kebakaran hutan dan lahan akan terus meningkat. Puncak kemarau diprediksi pada September mendatang sehingga potensi kebakaran hutan dan lahan juga makin meningkat,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Minggu, 6 Agustus 2017.
Status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan juga sudah ditetapkan di lima provinsi yakni Provinsi Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat dan Kalimantan Selatan. Di Kalimantan Barat terdapat lima kabupaten yang telah menetapkan status siaga darurat kebakaran hutan dan lahan, yaitu Kabupaten Kubu Raya, Ketapang, Sekadau, Melawi dan Bengkayang.
Sutopo memaparkan lokasi hotspot atau titik panas yang mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan berada pada lahan perkebunan swasta, lahan milik masyarakat dan di taman nasional.
“Plotting lokasi hotspot tahun 2015, 2016 dan 2017 menunjukkan lokasi kebakaran hutan dan lahan ada yang selalu berulang setiap tahun seperti di Taman Nasional Tesso Nelo, OKI, daerah perbatasan antara Riau dan Jambi, dan beberapa daerah lainnya,” kata Sutopo.