Di Hadapan Stakeholder Pariwisata Indonesia, Menpar Sampaikan Strategi Pergerakan Wisnus dan Realisasi Investasi Pariwisata
Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya menggelar Jumpa Pers Akhir Tahun 2017, merupakan wujud konkrit penyampaian informasi yang transparan, komprehensif dan akuntabel tentang kinerja kementerian selama tahun 2017 dan pemaparan program prioritas yang akan dilaksanakan pada 2018, di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, kantor Kementerian Pariwisata Jakarta, Kamis (21/12).
Menpar didampingi Pejabat Eselon 1 di lingkungan Kementerian Pariwisata, Tenaga Ahli Kemenpar, Ketua Umum GIPI (Gabungan Industri Pariwisata Indonesia) Didien Junaedy, Ketua PHRI, Haryadi Sukamdani yang juga merangkap sebagai Ketua Pelaksana Progam Visit Wonderful Indonesia (VIWI) 2018, serta ketua asosiasi pariwisata lainnya.
Menpar Arief Yahya menjelaskan strategi pergerakkan wisatawan nusantara, Menpar Arief Yahya memaparkan perkiraan realisasi pergerakan wisnus yang pada Oktober 2017 sebanyak 25.077.000 wisnus dengan pengeluaran mencapai Rp 22,92 triliun, sedangkan secara kumulatif Januari–Oktober 2017 sebanyak 252.569.465 pergerakan wisnus dengan pengeluaran sebesar Rp 230,91 triliun. Capaian wisnus pada Januari-Oktober 2017 ini lebih tinggi 14% dibandingkan target yang ditetapkan sebesar 221,5 juta wisnus.
Menurut Menpar yang menarik dari pergerakan wisnus adalah moda transportasi udara yang digunakan wisnus bertambah pada Oktober 2017 jumlah penumpang udara domestik sebanyak 7.523.100 orang, sehingga perkiraan realisasi wisnus yang menggunakan angkutan udara sebanyak 2.256.930 pergerakan.
“Tahun ini target 265 juta pergerakan wisnus optimistis akan terlampaui,” kata Arief Yahya.
Pada November target wisnus sebesar 19,5 juta dan Desember 2017 sebesar 24 juta, sedangkan angka prognosa wisnus pada bulan sebelumnya antara 20 juta hingga 27 juta.
Sedangkan investasi sektor pariwisata pada kurun waktu Januari-September 2017 terealisasi sebesar US$ 1,396.40 juta atau tumbuh 27.68% dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu.
“Hingga September kita sudah mencapai 79,8% dari target yang ditetapkan sebesar US$ 1,75 miliar,” kata Arief Yahya.
Capaian investasi sebesar US$ 1,396.40 juta tersebut terdiri dari PMA US$ 1.094.65 juta dan PMDN US$ 301.75 juta.
Untuk investor PMA terbesar dari Singapura, Tiongkok, dan Jepang mereka sebagian besar berinvestasi pada hotel berbintang, akomodasi jangka pendek lainnya, dan hotel melati dengan lokasi terbanyak di Bali, Kepulauan Riau, dan DKI Jakarta, sedangkan investor PMDN lebih variatif selain berinvestasi di hotel berbintang juga pada usaha taman bertema serta kegiatan hiburan dan rekreasi dengan lokasi terbanyak di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Menpar mengatakan, investasi menjadi salah satu program prioritas yang dijalankan pemerintah sehingga Presiden Jokowi selalu mengingatkan agar investasi yang masuk ke Indonesia dapat merangkul semua sektor, termasuk pariwisata.
Target investasi pariwisata tahun ini sebesar US$ 1,7 miliar, tahun 2018 meningkat menjadi US$ 2 miliar, dan tahun 2019 target investasi juga ditujukan untuk pengembangan 10 destinasi pariwisata prioritas yang membutuhkan total investasi US$ 20 miliar terdiri atas; investasi untuk infrastruktur publik sebesar US$ 10 miliar dan investasi untuk infrastruktur privat sebesar US$ 10 miliar.