Gubernur, Walikota dan Bupati Bersinergi, Kunci Utama Tingkatkan Pariwisata Riau

0

Pariwisata menjadi salah satu topik yang diangkat oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Riau dalam debat calon Gubernur dan Wakil Gubernur Pilkada Serentak 2018, pekan lalu. Pariwisata merupakan salah satu sektor pendorong ekonomi bagi masyarakat di Provinsi Riau, sehingga KPU merasa perlu mengangkat tema tersebut.

Pemilihan topik ini dalam gelaran debat calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Riau menjadi angin segar, terutama bagi para pelaku industri pariwisata dan ekonomi kreatif. Mereka berharap adanya peningkatan jumlah kunjungan pariwisata ke Provinsi Riau.

Menurut data yang dihimpun oleh Kementerian Pariwisata, diketahui jumlah kunjungan pariwisata wisatawan mancanegara ke Riau melalui Bandara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru mengalami pertumbuhan sebesar 40,2 persen. Angka tersebut merupakan yang terbaik kedua setelah Bandara Sam Ratulangi Manado yang tumbuh 256,7 persen. Jumlah kunjungan wisatawan asing di Bandara Pekanbaru dalam periode Januari-November yaitu mencapai 36,842 wisatawan atau bertambah 8,219 orang dalam kurun waktu yang sama pada tahun 2016 (28,623 wisman).

Sementara itu, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang masuk melalui pintu utama dan luar pintu utama di Riau mencapai 91,484 wisman, atau naik 25,354 kunjungan dari periode yang sama pada tahun 2016 yang tercatat sebanyak 66,130. Angka tersebut berhasil melampaui target 2017 sebanyak 54,388 kunjungan wisman.

Acara debat tersebut juga disaksikan oleh Ketua ASITA Riau, Dede Firmansyah. Ia mengatakan ingin mendengar seperti apa rencana para calon pemimpin Provinsi Riau lima tahun kedepan membawa perubahan signifikan terhadap pariwisata di provinsi tersebut.

Menurutnya, ada beberapa hal yang luput dari perhatian dan penegasan para calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Riau, untuk meningkatkan jumlah kunjungan ke Bumi Lancang Kuning. Pertama, Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih harus bisa menjadi pemersatu Walikota dan Bupati di Riau, agar terjadi konektivitas dalam upaya memajukan pariwisata.

“Gubernur harus menjadi pemersatu, agar Bupati dan Walikota bisa secara bersama-sama membangun pariwisata, tidak seperti sekarang yang berjalan sendiri-sendiri,” jelas Dede Firmansyah.

Dede mencontohkan program pariwisata yang ada di salah satu kabupaten. Program kerja pariwisata tersebut terkendala di masalah transportasi dan seharusnya menjadi perhatian berbagai pihak. Tidak hanya oleh pemerintah kabupaten, tetapi pemerintah provinsi juga perlu turun tangan.

Untuk masalah transportasi, Dede menilai Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan angkutan Damri yang mampu mengakomodir penumpang ke sejumlah objek pariwisata di Jawa Barat perlu ditiru di Provisi Riau. Tidak harus menggunakan perusahaan plat merah sebagai penyedia moda transportasi, bisa juga menggunakan kendaraan milik swasta dengan jurusan ke berbagai tempat wisata di Provinsi Riau seperti Candi Muara Takus, Istana Siak, dan sebagainya. Bus juga bisa berhenti di rest area yang ditata sedemikian rupa dengan fasilitas toko toko cendramata karya seniman lokal maupun hasil produksi kreatif lainnya.

Ia juga berpendapat dengan disediakannya alat transportasi massal yang bisa menjangkau berbagai destinasi wisata sekaligus, bisa mengurangi masyarakat yang berlibur ke Sumatera Barat di akhir pekan. Dengan demikian, bisa mengangkat pariwisata Riau dan juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat di daerah itu.

Dede juga menyarankan kepada Gubernur terpilih agar bisa melakukan lobi di tingkat pusat untuk mendapatkan bantuan dana APBN dalam peningkatan infrastruktur penunjang pariwisata Riau.

“APBD saja tidak cukup, karena infrastruktur merupakan hal penting dalam dunia pariwisata, DPR dapil Riau bisa membantu lobi lah,” ujarnya.

Ada pun dalam debat Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Riau akhir pekan lalu terdapat pertanyaan tentang apa sektor ekonomi baru yang menjadi perhatian utama pemprov, menggantikan sektor migas yang terus menurun.

Pasangan nomor urut 3, Firdaus-Rusli menyatakan komitmennya untuk memasarkan pariwisata Riau hingga ke regional Asean. Sementara pasangan Syamsyar-Edy akan memasarkan Siak dengan tagline ‘The Truly Malay’. Pasangan petahana Arsyadjuliandi Rachman-Suyatno akan meneruskan program pariwisata Riau The Homeland of Melayu.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *