Hari Nusantara 2017 di Cirebon Tegaskan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia
Indonesia terus mewujudkan tekadnya sebagai kekuatan poros maritim dunia. Semangat inilah yang melandasi peringatan Hari Nusantara 2017 di Dermaga Muara Jati, Pelabuhan Kota Cirebon, Cirebon, Rabu (13/12).
Puncak rangkaian kegiatan Hari Nusantara yang ke-18 sudah selesai digelar. Namun, semangat untuk mewujudkan Indonesia sebagai kekuatan poros maritim dunia terus menggumpal. Mengambil makna dari tema peringatan tahun ini ‘Gotong Royong dalam Kebhinekaan di Nusantara Guna Mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia’, bisa ditebak arah laju model kedaulatan maritim nusantara. Yap, ketahanan nasional kelautan dan pembangunan harus berintegrasi dengan kepulauan terluar dari Indonesia.
Perhelatan yang juga didukung Kementerian Pariwisata ini dihadiri Mendagri Tjahjo Kumolo yang mewakili Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, selain Kepala Staf TNI Angkatan Laut Laksamana TNI Ade Supandi, Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Walikota Cirebon Nasrudin beserta jajaran. Acara ini menjadi semakin sakral karena dihadiri Yang Mulia Pangeran Raja Adipati Arief Natadiningrat, Sultan Sepuh ke-14 Kesultanan Kasepuhan Cirebon beserta permaisuri, para Raja, Sultan, Permaisuri, Pangeran dan Puteri se-Nusantara.
“Dipilihnya Kota Cirebon bukan sesuatu hal yang tidak salah. Cirebon juga menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari Jawa Barat. Inilah poros ekonomi kekuatan maritim yang tegak lurus bisa melewati Selat Sulawesi sampai ke utara, lalu belakangan ada Samudera Hindia yang cukup besar,” kata Tjahjo mewakili Presiden Joko Widodo yang sedang tugas negara ke Turki.
Tjahjo juga mengingatkan, kunci dari Indonesia sebagai poros ekonomi maritim dunia adalah kekuatan tiga matra Tentara Nasional Indonesia (TNI) khususnya Angkatan Laut. Sebab, Angkatan Laut yang berada di garis terdepan sebagai penjaga wilayah NKRI mulai dari Pulau Rondo Aceh sampai Natuna. Lalu, membentang dari Berau menuju Pulau Morotara Sebatik, Nunukan, Sangirta Laut, sampai ke Bitung bahkan Morotai. Dari Morotai, wilayah melebar menuju kepulauan di Selahru, Atambua, dan Malaka.
“Kunci utamanya adalah bagaimana kekuatan Angkatan Laut Indonesia yang membanggakan ini didukung oleh Angkatan Udara dan Angkatan Darat. Sinergi ini dibutuhkan untuk menguatkan posisi Indonesia sebagai poros maritim dunia, selain itu tentunya menjadi unggulan juga bagi pariwisata Indonesia,” ujarnya.
Maritim Indonesia memiliki kedaulatan penuh setelah Deklarasi Djuanda disepakati. Menjadi tonggak sejarah karena menyatukan seluruh pulau yang ada di nusantara, sehingga laut justru dinilai sebagai media perekat persatuan bangsa dan negara. Deklarasi Djuanda juga berhasil menambah luas wilayah laut Indonesia menjadi sekitar 5,8 juta Kilometer persegi. Menggunakan Deklarasi Djuanda sebagai pondasi, pemerintah melalui Kepres No. 126 tahun 2001 menetapkan tanggal 13 Desember sebagai Hari Nusantara.
“Melihat sejarahnya, Kota Cirebon tidak bisa dipisahkan dengan dunia maritim Indonesia. Sebab, Kota Cirebon di masa lalu menjadi salah satu daerah pelabuhan penting, potensi pariwisata di Cirebon juga sangat banyak dan wisata baharinya juga sangat indah,” ujar Sekretaris Kementerian Pariwisata Ukus Kuswara.
Berbasis maritim, Hari Nusantara menjadi penegas sekaligus pengingat bahwa Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia. Negara yang memiliki pulau eksotis dengan keberagaman budaya adat istiadat serta potensi ekonomi yang dapat digali secara maksimal hingga meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan ekonomi kelautan. Bukan hanya sejarah, Cirebon juga menjadi poros maritim nusantara yang berkembang menjadi jalur logistik nasional hingga perekonomian masyarakat dari berbagai wilayah bisa berputar dengan baik.
“Melalui peringatan Hari Nusantara ini, seluruh elemen bangsa dapat memelihara dan menguatkan kesadaran kolektif bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar. Pada perkembangannya, Indonesia sangat berpotensi menjadi negara maritim yang sangat kuat dan disegani bangsa lain,” terang Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan.
Hari Nusantara di awali dengan penampilan Marching Band Genderang Suling Gita Jala Taruna dari Taruna Akademi Angkatan Laut. Menghormati jasa anak negeri yang berprestasi, Hari Nusantara juga memberikan apresiasi berupa Penganugerahan Tanda Kehormatan RI Satya Lencana Wira Karya, Satya Lencana Wira Nusa, Satya Lencana Wira Dharma, dan Tanda Penghargaan Dharma Pertahanan Kementrian Pertahanan Indonesia. Rangkaian acara Hari Nusantara ditutup dengan seni tari topeng, pencak silat, sintren, juga pentas seni pesisiran yang diikuti 250 pelajar di Kota Cirebon.
“Kekuatan sebagai poros maritim memiliki arti yang strategis bagi pariwisata. Ada banyak potensi yang bisa dioptimalkan dari situ yang selaras dengan pariwisata. Bukankah disitu juga ada aspek sejarah dan budaya yang bisa mendatangkan manfaat ekonomis,” tandas Menteri Pariwisata Arief Yahya.