Indonesia Diwakili 9 Seniman Muda di Frankfurt Bookfair 2016

0
9 seniman

Total ada 9 seniman muda Indonesia yang tergabung dalam Cakravala Mandala Dvipantara akan bertolak dari Bandung ke Frankfurt, Jerman. Mereka akan tampil di Frankfurt Bookfair pada 19-23 Oktober 2016 mendatang.

Mereka akan menampilkan lantunan musik tradisi dalam kekinian Indonesia, yang mencerminkan semangat mempersatukan nusantara. Kelompok ini akan menyuguhkan 45 repertoar dalam Frankfrut Bookfair 2016 tersebut. Dengan komposisi Raag Of Javadwipa, Hujan Gerimis, Jali-jali-a New Wave Of Keroncong, Sound of Poetry, Jungkat Jungkit dan Jalan-jalan Sore.

“Ada banyak komposisi yang akan kami bawakan. Salah satunya Raag of Javadwipa. Selain itu ada juga komposisi keroncong Jali Jali dan blues ala Indonesia yang akan dibawakan oleh group asal solo Jungkat Jungkit,” ujar Bintang Manira Manik selaku Music Director dalam jumpa pers yang digelar di Sabuga, Jalan Tamansari, Kamis (13/10).

Dalam pentasnya nanti, Cakrawala Mandala Dvipantara (CMD) juga akan berkolaborasi dengan kelompok pencak silat Inti Raga Silibet yang diwakili Dani dan Asril Umay.

“Nanti di sana kami juga akan mengiringi pencak silat. Setiap hari pencak silat menjadi pembuka penampilan,” kata Bintang.

Kesembilan anak muda yang terdiri dari Bintang Manira Manik, Safina Tiara Nadisa, Said Abdullah, Pangestu Hning Bhawana, Rifky Adam, Yudi Taryudi, Ganjar Purnama ini berjanji akan memberikan penampilan terbaik untuk mengharamkan nama Indonesia di kancah dunia.

“Secara fisik penampilan juga akan membuat pengunjung terkesima. Untuk penampilan kostum kami dibantu oleh Batik Komar dengan kostum batik Shibori perpaduan kostum Jepang dengan batik Indonesia. Kita dibuatkan kostum khusus. Mayoritas kita pakai batik dan lurik. Kita sesuaikan juga dengan suhu di sana,” kata Safina menambahkan.

Sementara itu Kurator seniman Franfurt Bookfair 2016 Endo Suanda menilai CMD memiliki modal dan kemampuan sangat baik dalam memberikan sajian musik Nusantara yang berkualitas.

“Ada dua hal yang menurut saya layak dicatat. Pertama mereka ini sangat terbuka, bahkan setengah liar dan cekatan dalam menerima gagasan-gagasan baru. Baik dari dirinya, teman-temannya maupun inspirasi musikal dari wilayah jauh sekalipun. Mereka tidak terbebani oleh batasan tradisi-moderen atau pribumi-asing, yang penting mereka nyaman,” ujarnya.

Didukung Jendela Ide serta diharapkan misi budaya ini bukan sekadar pertunjukan. Namun bisa menjadi sebuah kesempatan bagi musisi untuk berorientasi, berefleksi dan memunculkan inspirasi baru.

“Harapannya suatu saat nanti mereka dapat mewarnai kancah musik dunia dengan kekayana eksplorasi musik nusantara,” ujar Marintan Sirait selaku Koordinator Jendela Ide Indonesia Foundation.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *