Kemenhub Bidik 41 Juta Kursi Untuk Penuhi Target Kunjungan Wisman

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) siap membantu Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dalam memenuhi 17 juta kunjugan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada tahun 2018 mendatang. Kesiapan ini disampaikan langsung Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dalam paparannya di pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pariwisata ke-IV tahun 2017 di The Kasablanka (Kota Kasablanka), Jakarta, Selasa, 11 Desember 2017.
Menhub mengatakan kesiapan Kemenhub dalam membantu Kemenpar yakni dengan menargetkan tambahan kapasitas kursi pesawat hingga 41 kursi hingga tahun 2019 mendatang. Menhub juga merencanakan pertumbuhan dari penerbangan dapat mencapai 9 persen.
“Kita juga harus memikirkan pergerakan-pergerakan wisatawan. Target di 2019 kapasitas kursi penerbangan mencapai 41 juta kursi dan 29 bandara berstasus internasional,” kata Menhub dalam paparannya.
Menurut Menhub tidak hanya 17 juta kunjungan wisman ke Indonesia pada tahun 2018 yang akan tercapi, namun kunjungan 20 juta wisman pada tahun 2019 dapat terlampau jika target 41 juta kursi dapat terpenuhi.
Menhub menjelaskan pergerakan penerbangan dengan tujuan Indonesia menunjukan progres yang baik. Di tahun ini kapasitas kursi penerbangan ada 27.317.064 kursi, dengan 19 bandara internasional aktif, 12 maskapai nasional dan 46 maskapai asing. Menhub menilai pertumbuhan itu tak lepas dari pelayanan kemudahan yang diberikan kepada maskapai maupun penumpang.
“Kita juga lakukan beberapa kebijakan seperti menyederhanakan perizinan, menyediakan pelayanan dari dan ke destinasi, kerjasama bilateral Asean Open Sky, dan meningkatkan peran swasta,” ujar Menhub.
Bukan hanya penambahan kursi, Menhub berjanji akan meningkatkan berbagai pelayanan untuk mendongkrak kunjungan wisatawan baik wisman ataupun wisatawan nusantara (wisnus). Peningkatan pelayanan itu berupa penambahan frekuensi penerbangan, pengembangan bandara, mempermudah akses, dan memberikan diskon.
Selain itu juga, Budi mengatakan akan memberikan slot penerbangan dari China dan mengurangi slot penerbangan kecil untuk memberikan slot ke penerbangan yang besar.
“Nantinya ruang slot kosong akan diberikan ke penerbangan ke destinasi, seperti Jakarta-Bali, kemudian penerbangan Palembang-Jogja tak perlu ke Jakarta lagi,” kata dia.