Kemenparekraf Ajak Pelaku Usaha Parekraf Optimalkan Program PEN
Pelaku usaha menjadi salah satu yang diperhatikan Pemerintah di tengah pandemi Covid-19. Agar pelaku usaha tetap eksis, Pemerintah telah meluncurkan Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).
Jika pelaku usaha dapat terus menjalankan usaha melalui program ini, tidak menutup kemungkinan perekonomian nasional dapat pulih. Karena itu, para pelaku usaha diajak untuk mengoptimalkan program tersebut , termasuk pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf).
Ajakan kepada pelaku parekraf ini disampaikan Direktur Akses Pembiayaan Kemenparekraf, Hanifah Makarim, dalam acara webinar Temu Bisnis Perbankan Bank DKI dan Pelaku Usaha Pariwisata Ekonomi Kreatif, dengan topik ‘Sosialisasi Pembiayaan Modal Kerja Melalui Stimulus Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan KUR oleh Bank DKI’, Senin (2/9/2020),
“Kondisi perekonomian saat ini perlu dipulihkan, dan rasanya tidak ada negara manapun yang siap dengan kondisi COVID-19 ini. Namun kita tetap harus berusaha untuk bisa terus survive dengan usaha kita masing-masing. Oleh karena itu, salah satu yang dilakukan pemerintah adalah program PEN dengan dana yang telah dikucurkan sebesar Rp695,2 triliun,” ungkap Hanifah.
Untuk menyalurkan bantuan dana tersebut ditunjuk sejumlah Bank, salah satunya adalah Bank DKI. Bank ini siap untuk memberikan pinjaman kepada pelaku usaha kecil dan menengah (UKM) di bidang parekraf.
Menurut Deputi Bidang Industri dan Investasi Kemenparekraf, Fadjar Hutomo, untuk mendapatkan pinjaman tersebut, pelaku usaha harus memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
“Bank DKI memiliki kewajiban untuk menyalurkannya dalam bentuk kredit yang bisa diakses oleh usaha kecil dan menengah (UKM). Namun, masalahnya ini membutuhkan kriteria salah satunya proses kurasi. Agar ini bisa tepat sasaran,” ungkap Fajar.
Fajar menilai yang diperlukan saat adalah menggencarkan sosialisasi program PEN agar semua pelaku usaha dapat mengetahui program ini dan memanfaatkannya secara optimal.
“Saya kira PEN ini adalah hal yang memerlukan sosialisasi, memerlukan kerja sama semua pihak untuk merealisasikan sesegera mungkin, karena restrukturisasi saja nggak cukup,” ujar Fajar.
Di kesempatan yang sama, Pemimpin Grup Kredit UKM Bank DKI, Wahyudi Dwi Irawan meminta para pelaku usaha untuk tidak khawatir terhadap suku bunga yang ditetapkan. Irawan memastikan suka bunga yang diberkan Bank DKI sangat terjangkau bagi pelaku UKM.
“PEN ditempatkan di bank itu dengan suku bunga kecil yang bisa diakses UKM. Saat ini PEN kami salurkan dengan suku bunga 7 persen. Saat ini kami mendapatkan amanah untuk dalam 6 bulan ini harus menyalurkan kepada UKM,” ujar Wahyudi.
Wahyudi menjelaskan salah satu syarat untuk bisa mengakses program PEN yakni para pelaku usaha harus memiliki laporan keuangan yang nantinya akan dianalisis melalui proses kurasi.
“Umumnya, pelaku usaha harus melengkapi laporan keuangan, untuk kemudian kami dapat melakukan analisis kuantitatif dalam hal kemampuan bayar lagi. Selain itu, omzet pelaku usaha ini juga kami harus ketahui. Bagi mereka yang ingin mengajukan pinjaman usaha ini, bisa melalui online ataupun offline dengan mengunjungi kantor Bank DKI,” jelas Wahyudi.