Kemenpora : Fokus Olahraga Indonesia Harus Tertuju ke Asian Games 2018

0

Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) berjanji bakal lebih tegas terkait cabang olahraga (cabor) prioritas Asian Games 2018. Tak ada lagi toleransi untuk cabor yang minta dipenuhi kebutuhannya di luar itu.

Indonesia akan menjadi tuan rumah Asian Games 2018. Targetnya adalah finish di posisi 10 besar. Untuk mewujudkan ambisi itu, Kemenpora pun membagi level atlet dalam empat kategori, yaitu elit internasional, regional, nasional, dan junior.

Rencananya hanya atlet-atlet yang masuk dalam level elit internasional lah yang akan masuk dalam prioritas Kemenpora. Itu pun bukan berdasarkan cabang olahraga melain potensi dari nomor event yang dipertandingkan dalam multievent negara-negara Asia tersebut.

Dalam prakteknya, meski sudah ada mengatakan akan tegas dalam pengambilan keputusan. Dalam beberapa mutlievent terakhir, pemerintah selalu menoleransi sejumlah cabang olahraga untuk menambah atletnya.

Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga Kemenpora, Mulyana, menegaskan hal itu tak bakal terjadi lagi untuk Asian Games 2018 ini. Meski Indonesia menjadi tuan rumah, namun pemerintah bakal lebih tegas demi mewujudkan target 10 besar Asia.

“Jangan bicara yang dulu-dulu. Tentu kami akan lebih tegas saat ini. Tegas pertama adalah induk organisasi yang tidak memasukkan proposal maka tidak akan mendapat batuan dari pemerintah. Ya, mau diberi bantuan bagaimana jika tidak ada proposalnya, apalagi proposalnya hanya dua lembar. Ya tidak bisa lah,” kata Mulyana, Selasa (12/12).

Pada akhir November lalu dalam rapat koordinasi dengan 40 cabang olahraga di Jakarta sudah dijelaskan jika 15 Desember merupakan deadline terakhir pengurus cabang untuk mengajukan proposal kepada Kemenpora.

Selain itu, sudah ada kesepakatan juga soal Peraturan Presiden Nomor 95 tahun 2017 tentang Peningkatan Prestasi Olahraga Nasional.

“Kami sudah tegaskan ada level. Nah, kenapa kami membuat level karena prioritas kami adalah Asian Games. Ingat 2018 itu prioritas Asian Games, jangan bicara multievent yang lain dulu. Jadi kalau ada yang bilang ‘Pak (atlet) ini untuk Olimpiade’. Itu tidak bakal ada. Fokus Asian Games dulu,” dia menjelaskan.

“Sikap tegas kami yang ketiga adalah kami akan panggil cabor yang akan memiliki potensi. Sebagai contoh, Eko Yuli Irawan kelas 62 kg. Dia bilang bisa dapat medali emas, tapi kami akan lihat lawannya siapa? ranking berapa sekarang di dunia, di Asia. Dalam waktu delapan bulan bisa tidak tambah sekian? Itu dulu ukurannya karena kami harus bicara objektif. Jadi misalnya ternyata tidak bisa ya digeser ke level lain,” ujar dia kemudian.

“Tetapi ada juga cabor yang mulai jujur. Kami target final atau semifinal. Mereka realistis dan saya lebih suka seperti itu, lebih fair. Jadi cabor yang dianggap selama ini dapat toleransi, tidak akan ada lagi,” ungkap dia.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *