Menelusuri Wisata Sejarah Kota Solo Dengan Kereta Uap

0
WhatsApp Image 2019-11-28 at 00.26.52

Berwisata ke Solo, Jawa Tengah, tidak lengkap  jika tidak menaiki  Sepur Kluthuk Jaldara, sebuah kereta uap yang usianya sudah 120 tahun lebih. Meski usianya sudah sangat tua, namun lokomotif  bernomor C1218 buatan Jerman itu,   masih berfungsi dengan baik, untuk menarik dua buah  gerbong.  Kendati demikian, ada batasan untuk mengoperasikan kereta ini, yakni  maksimal hanya 8 kali jalan dalam sebulan.

Kereta  ini mampu menempuh jarak kurang lebih 5 kilometer, dari stasiun Purwosari  hingga ke Stasiun Solo Kota. Rutenya menyusuri jalan Slamet Riyadi, yang banyak  menyimpan wisata sejarah, salah satunya adalah  Loji Gandrung,  sebuah rumah dinas Wali kota Solo dengan arsitektur peradaban Eropa dan budaya lokal Jawa.

Untuk menikmati kereta ini, harus dipesan terlebih dahulu dan pemesanannya rombongan dengan total biaya yang dikeluarkan sekitar Rp3,5 juta. Wartawan El John News bersama Forum Wartawan Pariwisata  (Forwapar), berkesempatan menaiki kereta ini,  beberapa waktu lalu.

Berangkat dari stasiun Purwosari sekitar pukul  07.30 WIB dan sempat berhenti di depan  Loji Gandrung untuk melihat rumah dinas Wali Kota Solo yang melegenda ini.  Di Loji Gandrung,  hanya beberapa menit dan langsung melanjutkan perjalanan dengan kereta uap hingga ke stasiun Solo Kota.

Sepanjang jalan, kereta ini selalu membunyikan suara yang  cukup  keras.  Suara itu dibunyikan untuk memberitahu pengguna jalan  lainnya, bahwa kereta uap sedang beroperasi.

Untuk bahan bakarnya, kereta ini cukup  dengan kayu jati. Cara mendapatkan kayu tersebut pun tidak sulit.  “Kayunya ini dari Perhutani, untuk kayu tidak masalah. Masalahnya, ini kayu jatinya adalah kayu jati limbah buka jati untuk bangunan atau mebel. Bahasa di Perhutani ini kayu limbah, kata Pujiono saat diwawancara El John News dan sejumlah awak media lain.

Pujiono merupakan pensiunan pegawai kereta api pada Depo Ambarawa. Ia dipekerjakan kembali karena sudah paham betul dengan kereta tua ini, pasalnya Pujiono sudah menjadi masinis sejak tahun 90-an.

Ia pun bangga dapat menjadi bagian perjalanan bersejarah Sepur Kluthuk Jaldara, apalagi kereta ini menjadi kereta tertua di dunia.

“Menurut saya ada kebanggaan sendiri, masalahnya ini, satu-satunya di dunia Log uap yang bisa berjalan di rel aspal itu hanya di Indonesia. Di luar negeri ada tapi tidak bisa lewat aspalan seperti ini dengan tahun pembuatan yang sangat lama. Ini termasuk tua. Di Jerman ada, di India ada tapi sudah tidak jalan, pembuatan tahun sekian sudah tidak ada yang jalan,” ujar Pujiono.

Kereta ini, mulai dijadikan kereta wisata pada tahun 2009 oleh Jokowi  yang saat itu masih menjabat Walikota Solo, pada tahun 2009. Pujiono pun sempat ditemui  Jokowi, dan menanyakan apakah kereta dapat berfungsi.

“Ini kan awalnya pada waktu Pak Jokowi jadi Walikota Solo, beliau ke Ambarawa ke tempat kita, saya dulu pengawas di Ambarawa. Waktu itu, Pak Jokowi saya  tunjukan yang bisa hidup yang mana saja, yang bisa ya yang ini C1218 sampai sekarang,” ungkap Pujiono.

Pujiono mengatakan ada satu lokomotif lagi bernomor D1410 yang akan dijadikan kereta wisata. Saat ini, lokomotif tesebut berada di  Yogyakarta dan sudah dinyatakan layak jalan.

“Rencananya ini di PT Kereta Api sudah menghidupkan log satu lagi D1410 sekarang di Yogya, sudah diperbaiki, sudah bisa jalan, saya yang memperbaiki bersama pak Harianto kurang lebih hampir 7 bulan. Sekarang sudah selesai sudah diserahkan sama Kadaops Yogya, tinggal ke sininya kapan saya kurang tau,” tutur Pujiono.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *