Menperin Sebut Negosiasi dengan Apple Tidak Mudah, Fokus pada Kepentingan Nasional

0
image-20250103092124

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menegaskan bahwa negosiasi dengan Apple bukanlah proses yang mudah. Dalam upaya menarik perusahaan teknologi global tersebut untuk berinvestasi lebih dalam di Indonesia, Menperin menyebutkan bahwa Apple pasti akan mengedepankan keuntungan besar yang bisa diperoleh dari pasar Indonesia.

“Proses negosiasi pasti akan penuh tantangan, mengingat Apple tentu akan mempertimbangkan aspek keuntungannya, berapa banyak cuan yang bisa mereka dapatkan dari Indonesia,” ujar Menperin dalam konferensi pers di Jakarta. seperti yang dilansir Antara, Jumat (3/1/2024).

Menperin menambahkan bahwa meskipun Apple memiliki fokus pada keuntungan komersial, pemerintah Indonesia tetap memegang teguh prinsip-prinsip yang mendahulukan kepentingan nasional dalam setiap kesepakatan yang dihasilkan. “Kita harus tetap berpijak pada prinsip-prinsip yang sudah kami tetapkan. Ada beberapa hal yang tidak bisa kami kompromikan demi kepentingan rakyat dan negara,” jelas Agus Gumiwang, menegaskan komitmen pemerintah dalam memastikan bahwa setiap investasi yang masuk akan memberikan manfaat maksimal bagi Indonesia.

Pemerintah, lanjut Menperin, sudah mempersiapkan kajian teknokratis yang matang untuk mendasari keputusan dalam negosiasi ini. Ada empat prinsip penting yang menjadi acuan dalam proses pembicaraan dengan Apple, di antaranya adalah perbandingan investasi Apple di negara lain, kontribusi investasi produsen HKT (handphone, komputer genggam, dan tablet) lainnya di Indonesia, nilai tambah yang dapat diberikan bagi perekonomian Indonesia, serta potensi penyerapan tenaga kerja dalam ekosistem industri terkait.

“Kami sudah mempersiapkan perhitungan yang sangat detail dan teknokratis untuk memastikan kesepakatan ini benar-benar memberikan manfaat besar bagi Indonesia,” kata Menperin menambahkan.

Dalam waktu dekat, tepatnya pada 7-8 Januari 2024, pemerintah Indonesia akan melakukan pertemuan langsung dengan pihak Apple untuk melanjutkan negosiasi. Menperin menyebutkan bahwa dalam pertemuan tersebut, Apple akan mengirimkan petinggi perusahaan dari kantor pusat mereka untuk berdiskusi lebih lanjut dengan pemerintah Indonesia. “Pada pertemuan mendatang, kami akan menghadirkan pemimpin Apple untuk berdialog langsung dengan pemerintah, memastikan bahwa setiap langkah yang diambil menguntungkan kedua belah pihak,” jelasnya.

Sebelumnya, Menperin Agus mengungkapkan bahwa Apple memiliki dua opsi untuk berinvestasi di Indonesia. Opsi pertama adalah dengan mendirikan pabrik manufaktur di Indonesia melalui negosiasi dengan Kementerian Investasi dan Hilirisasi atau Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Opsi kedua adalah dengan memilih skema inovasi yang dapat dibicarakan langsung melalui Kementerian Perindustrian. “Kami ingin mendorong Apple untuk memilih skema pertama, yakni investasi fasilitas produksi atau pabrik, karena itu akan memberikan dampak jangka panjang yang lebih positif bagi Indonesia,” tambahnya.

Menperin juga mengingatkan bahwa meskipun opsi skema inovasi tetap terbuka, komitmen Apple untuk membangun pabrik di Indonesia tidak bisa disamakan dengan konsep global value chain. “Skema investasi pabrik jauh lebih besar dampaknya bagi ekonomi nasional, baik dalam hal penciptaan lapangan kerja maupun pengembangan teknologi,” ungkap Menperin Agus.

Sebagai tambahan, Menperin menekankan bahwa Apple juga harus menyelesaikan komitmen utang mereka sebesar 10 juta dolar AS yang tertunda dalam siklus komitmen investasi periode 2020-2023. “Apple harus menuntaskan kewajiban tersebut agar proses investasi berikutnya bisa berjalan lancar,” ujar Menperin.

Dengan negosiasi yang akan datang, pemerintah berharap agar investasi Apple di Indonesia dapat memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengembangan industri, penyerapan tenaga kerja, serta penguatan sektor manufaktur di dalam negeri. “Kami ingin memastikan bahwa setiap investasi besar yang masuk ke Indonesia membawa dampak positif yang besar bagi kemajuan industri dan perekonomian nasional,” tutup Menperin.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *