Museum Adityawarman Padang, Pesona Peninggalan Kerajaan Minangkabau

Museum Adityawarman Terletak di pusat Kota Padang, museum ini tidak pernah sepi pengunjung. Baik wisatawan domestik atau pun mancanegara. Anda bisa mendapatkan segala jenis informasi mengenai kebudayaan Minang di museum yang namanya merupakan nama seorang Raja Minangkabau di abad ke-15 masehi ini.
Dengan tiket masuk yang tergolong murah, sekitar Rp 3.000 saja, Anda bisa mengelilingi museum ini hingga puas. Ada pakaian tradisional, alat-alat musik, replika makanan khas dari segala daerah di Sumbar, peninggalan Raja-raja Minangkabau, aksesoris khas Minang, miniatur Rumah gadang, penjelasan sistem kekerabatan Minang, dan masih banyak lagi. Jika tidak sempat berkeliling tanah Minang, berkunjunglah ke museum ini. Museum Adityawarman memiliki banyak pesona tentang keunikan dan kekayaan budaya khas Minang yang wajib diketahui.
Seperti Museum Adityawarman yang selamat dari gempa tahun 2009, walaupun bangunan sekitarnya seperti hotel-hotel sebagian besar roboh. Museum ini dibangun tahun 1974 dan diresmikan tahun 1977. Dari tahun 1977 sampai sekarang, kayunya tidak masalah, masih kuat. Beberapa kali digoncang gempa tidak apa-apa. Jika museum tersebut menjadi rumah tinggal, maka rumah gadang tersebut akan ditempati empat sampai lima keluarga inti.
Museum Adityawarman merupakan museum budaya yang menampilkan adat istiadat suku Minang. Salah satunya adalah menampilkan kamar-kamar yang biasa terdapat di rumah gadang. “Laki-laki sebelum menikah tidak dapat kamar. Tidurnya di surau untuk belajar agama dan silat. Jadi tidak tidur di rumah keluarga. Praktek ini masih berjalan sekarang terutama di daerah pedesaan. Di museum tersebut, pengunjung bisa belajar mengenai sistem kekerabatan yang unik dari Minangkabau. Berbeda dari daerah-daerah lainnya di Indonesia yang pada umumnya memegang sistem kekerabatan patrilineal, Minangkabau menggunakan sistem matrilineal. Armus menjelaskan di Minangkabau peran wanita lebih tinggi.
ama Museum Adityawarman. Ternyata, menurut Armus, museum tersebut diberi nama Adityawarman untuk mengenang jasa Adityawarman sebagai Raja Pagaruyung yang pernah memerintah sekitar abad ke-14. Jika mendengar kata Pagaruyung, maka memori akan membawa kita ke rumah gadang lainnya yang sama-sama megah yaitu Istano Basa Pagaruyung yang terletak di Kabupaten Tanah Datar. Rumah gadang itu adalah bekas istana Raja Pagaruyung. Sedihnya, di tahun 2007 lagi-lagi bangunan tersebut mengalami kebakaran. Istana pun ludes tak tersisa. Sebagian besar koleksi yang berada di dalamnya tak berhasil diselamatkan.Namun, Istana Basa Pagaruyung telah kembali berdiri megah.