Novrizal Tahar Ajak Finalis MEI 2020 Menjadi Pelopor Stop Pemakaian Plastik

Direktur Pengelolaan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Novrizal Tahar mengajak para finalis Miss Earth Indonesia 2020 untuk menjadi pelopor bagi masyarakat untuk menghentikan penggunaan plastik. Saat ini, sudah saatnya prilaku mengandalkan sampah plastik dihilangkan.
Upaya untuk menghilangkan sampah plastik di antaranya bisa dengan kurangi plastik pembungkus makanan, tempatkan sisa makanan dan snack di toples kaca, gunakan kotak makanan dan botol minuman yang dapat digunakan kembali, bawa tas sendiri saat belanja dan jangan menggunakan peralatan makan sekali makan.
“Perubahan prilaku yang masif ini, bisa kita dorong teman-teman yang ada di Miss Earth ini sebagai public figur tentunya, bisa membangun perubahan-perubahan prilaku itu di masyarakat. Jadi apa yang teman-teman sampaikan ke public melalui media sosial, media elektronik, saya berharap pesan-pesan ini harus disampaikan dan ini menjadi sesuatu yang way of life teman-teman di Miss Earth ini,” ajak Novrizal saat memberikan pembekalan di karantina virtual sesi III, Rabu (7/10/2020). Dalam pembekalannya, Novrizal memberi judul “Kendalikan Sampah Plastik”.
Materi tentang lingkungan hidup kembali didapat para finalis Miss Earth Indonesia 2020 saat menjalani karantina virtual sesi III, Rabu (7/10/2020). Kali ini materi itu datang dari Direktur Pengelolaan Sampah KLHK Novrizal Tahar.
Dalam pembekalannya, Novrizal lebih memfokuskan upaya tentang pengendalian sampah plastik. Persoalan sampah plastik sudah menjadi persoalan yang diperhatikan dunia. Pasalnya sampah plastik dapat memberikan dampak negatif bagi kehidupan makhluk hidup, karena tidak dapat terurai.
“Seperti teman-teman ketahui persoalan sampah plastik pada saat ini menjadi persoalan yang sangat serius buat masyarakat di dunia, kenapa. Pertama adalah sampah plastik itu kalau tidak dikelola dan masuk ke lingkungan akan menjadi persoalan selamanya karena terurainya sangat susah. Ada yang ratusan tahun ada yang ribuan tahun, bahkan ada yang puluhan ribu tahun,” terang Novrizal.
Menurut Novrizal, contohnya styrofoam. Bahan plastik yang biasa dijadikan wadah untuk makan ini tidak dapat teurai dapat waktu cepat. Jumlahnya sampah styrofoam di Indonesia pun semakin banyak. Pasalnya perubahan gaya hidup yang menjadikan jumlah sampah styrofoam semakin membengkak
“Styrofoam merupakan sampah plastik yang sulit sekali untuk pecah atau terurai bisa puluhribuan tahun. Teman-teman bisa cek risetnya teman-teman LIPI itu salah satu sampah plastik yang paling banyak masuk ke Jakarta adalah styrofoam. Hampir 59 persen itu styrofoam. Kemudian sampah plastik ini makin hari jumlahnya makin banyak,” ungkap Novrizal.
Novrizal menjelaskan, dampak sampah plastik ini sangat membahayakan bagi mahkluk hidup, seperti biota laut. Tidak sedikit, jumlah biota laut yang mati akibat sampah plastik yang dibuang ke laut. Yang paling menjadi perhatian adalah kasus paus mati di Wakatobi pada tahun 2018 lalu.
“Mungkin tahun 2018 teman-teman pernah membaca berita seekor paus di taman nasional Wakatobi itu ditemukan terdampar dan dibedah isi perutnya ditemukan kurang lebih 6 kilogram sampah plastik isinya. Isinya itu tali rapia, kemudian botol plastik, 115 gelas plastik, dua sendal jepi, 25 kantong plastik dan 19 plastik keras.,”terang Novrizal.