Pasca KTT Belt, Peluang Investasi China ke Indonesia Mencapai US$ 20 Miliar
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjabarkan perkiraan skema investasi China Yang sebelumnya telah dibahas dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Belt and Road Forum 2017 di Beijing, China awal Mei lalu. Saat itu Presiden Jokowi yang hadir di KTT, telah menawarkan kepada Presiden China Xi Jinping sejumlah proyek investasi infrastruktur di tiga wilayah yakni Sumatera Utara, Kalimantan Utara, dan Sulawesi Utara. Di antaranya berupa jalan tol, jalur kereta api, bandara, pelabuhan, kemaritiman, energi bersih dan pariwisata.
Untuk memuluskan penawaran ini, Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro bersama Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhur Binsar Panjaitan melakukan kunjungan kerja ke China untuk menindaklanjuti pertemuan Presiden Jokowi dengan Presiden China Xi Jinping.
Airlangga mengatakan cukup besar peluang investasi yang akan diambil China dari total keseluruhan project yang disepakati. Airlangga memperkirakan peluang komitmen investasi China yang bisa masuk ke Indonesia mencapai US$ 20 miliar.
“Mungkin tidak langsung masuk semua, pasti bertahap, itu bisa diserap selama 15-20 tahun ke depan,” kata Airlangga di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Jumat, 16 Juni 2017 seperti yang dilansir detik finance.
Airlangga menjelaskan untuk di Kalimantan Utara, ada empat project, mulai dari pembangunan pembangkit listrik hydropower kapasitasnya 7.000 mw yang berasal dari lima bendungan dan akan dibuatkan studi prioritasnya terlebih dahulu, seperti berapa bendungan dan kapasitas listriknya berapa dahulu yang dibangun.
Kemudian nantinya para investor China ini akan mengembangkan kawasan industri. yang areanya sudah diperluas, yang sebelumnya hanya 2.000 hektar kini menjadi 10.000 hektar. Selain itu diikuti dengan pengembangan industri aluminium, pengembangan pelabuhan Tanah Kuning di Kalimantan Barat.
“Jadi masterplan yang coba ditawarkan kita matangkan dulu. Sedang dipersiapkan studi perencanaan kelanjutannya. Nanti kita bahas lebih detil kepada calon mitra,” ungkap dia.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution masih enggan berkomentar lebih jauh terkait dengan potensi investasi yang bisa diserap oleh China. Meskipun, ada beberapa proyek yang ditawarkan.
“Ya kita tunggu saja lah, diputuskan dulu yang mana, baru nanti artinya investor sana baru akan ada, denga siapa kita lihat,” kata Darmin.