Pastikan Energi Aman Selama Libur Panjang, Pertamina Aktifkan Satgas Nataru 2025–2026

PT Pertamina (Persero) resmi mengaktifkan Satuan Tugas Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Satgas Nataru), yang mulai bekerja sejak 13 November 2025 hingga 11 Januari 2026. Pengoperasian Satgas ini menjadi langkah penting bagi perusahaan dalam memastikan pasokan energi bagi masyarakat tetap aman sepanjang libur panjang akhir tahun.
Pembukaan Satgas dilakukan oleh Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, bersama jajaran direksi dan pimpinan subholding, serta diikuti secara virtual oleh manajemen Pertamina Group dari seluruh Indonesia.
Dalam arahannya, Simon menegaskan bahwa masa Natal dan Tahun Baru selalu menjadi periode kritis bagi pemenuhan energi nasional. Pertamina, melalui Satgas Nataru, menempatkan tiga fokus utama, yaitu kesiapan infrastruktur dan personel, kecepatan penanganan gangguan di lapangan, serta koordinasi yang lebih solid antarunit maupun dengan instansi eksternal. Ia meminta seluruh elemen Pertamina menjaga integritas, mempercepat komunikasi, dan bekerja dalam satu sistem yang bergerak serempak demi kelancaran layanan publik.
“Satgas Nataru merupakan kegiatan yang sangat strategis dan memiliki nilai pelayanan publik yang tinggi. Kita harus memastikan kenyamanan, keamanan, dan kelancaran masyarakat dalam menikmati libur panjang. Saya berharap seluruh tim menjaga integritas, kecepatan komunikasi, dan sinergi dalam setiap lini kerja. Kita semua adalah bagian dari satu sistem yang harus bergerak serempak demi keberhasilan besar,” ujar Simon.
Dari sisi hulu, Subholding Upstream melalui PT Pertamina Hulu Energi (PHE) memastikan pasokan minyak mentah domestik mencapai 31,5 juta barel selama satgas berlangsung. PHE juga mengupayakan optimalisasi lifting, sehingga seluruh minyak dan gas yang dihasilkan dapat tersalurkan ke kilang-kilang Pertamina dan kebutuhan gas bumi nasional.
Sementara itu, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) sebagai subholding pengolahan memastikan seluruh kilang Pertamina beroperasi normal dengan kapasitas pengolahan mencapai 1,179 juta barel per hari. KPI juga menyiapkan peningkatan produksi sejumlah produk BBM utama seperti Biosolar, Pertamax, dan Pertamax Turbo sebagai respons atas potensi lonjakan kebutuhan masyarakat pada akhir tahun.
Dalam sektor distribusi dan niaga, PT Pertamina Patra Niaga menyiagakan 117 Terminal BBM, 43 Terminal LPG, dan 72 Depot Pengisian Pesawat Udara yang seluruhnya beroperasi penuh. Patra Niaga juga menambah stok operasional di wilayah rawan lonjakan permintaan, menerapkan konsinyasi stok di sejumlah lokasi kritis, serta meningkatkan keandalan laboratorium untuk memastikan mutu produk tetap sesuai standar. Pengawasan kualitas BBM di SPBU dilaksanakan secara berkala untuk mencegah terjadinya penyimpangan spesifikasi.
Untuk pelayanan langsung kepada masyarakat, Pertamina menyediakan jaringan layanan energi tambahan di jalur tol, jalur wisata, dan jalur lintas utama, meliputi pengoperasian 1.866 SPBU selama 24 jam, 57 titik layanan BBM dan Kiosk Pertamina Siaga, serta 188 armada Motorist atau Pertamina Delivery Service. Pertamina juga menyiapkan 1.819 layanan Bright Gas Delivery Service, 6.154 agen LPG, 209 mobil tangki standby di sekitar SPBU, serta 26 titik Serambi MyPertamina sebagai lokasi istirahat bagi pengendara.
Di sektor transportasi laut, Subholding Pertamina International Shipping (PIS) memastikan armadanya siap mendukung kelancaran distribusi energi dengan menyiagakan 332 kapal, baik di perairan domestik maupun internasional. PIS juga menambah kesiapsiagaan dengan 331 kapal yang dioperasikan anak usahanya, PT Pertamina Trans Kontinental, untuk menunjang aktivitas marine dan layanan perkapalan di pelabuhan.
Pada jaringan gas bumi, Subholding Gas melalui PGN menjamin keandalan infrastruktur yang mencakup lebih dari 817 ribu sambungan rumah tangga, jaringan pipa gas sepanjang 34 ribu kilometer, tiga terminal LNG, serta 16 SPBG dan MRU. FSRU Lampung juga terus beroperasi untuk memastikan pasokan gas ke pembangkit PLN serta menjaga stabilitas suplai LPG nasional.
Subholding Pertamina New & Renewable Energy (PNRE) memastikan kesiapan pasokan energi hijau untuk mendukung kebutuhan listrik selama masa Nataru. PNRE berkontribusi pada keandalan sistem kelistrikan di sejumlah wilayah, termasuk Jawa Barat melalui Jawa Satu Power dan pembangkit panas bumi di Kamojang serta Karaha, serta sejumlah daerah lainnya seperti Lampung, Sumatera Selatan, Sulawesi Utara–Gorontalo, dan KEK Sei Mangke di Sumatera Utara.
Direktur Logistik dan Infrastruktur Pertamina sekaligus Dewan Pengarah Satgas Nataru, Jaffee Arizon Suardin, menegaskan bahwa pelayanan kepada masyarakat merupakan prioritas utama dalam pelaksanaan satgas. Ia menyampaikan bahwa Pertamina ingin memastikan semua kebutuhan energi masyarakat, mulai dari BBM, LPG, hingga energi lainnya,apat terpenuhi dengan baik dan tanpa gangguan, sebagai bentuk pengabdian perusahaan terhadap publik.
“Pertamina harus melayani masyarakat dengan hati. Pertamina ingin memastikan seluruh kebutuhan energi mulai dari BBM, LPG, hingga energi lainnya dapat tersedia dengan baik untuk masyarakat. Pertamina berupaya agar seluruh kebutuhan energi masyarakat dapat terpenuhi tanpa kendala. Ini adalah wujud pengabdian Pertamina kepada masyarakat, untuk melayani dengan sepenuh hati,” ujarnya.
Sebagai perusahaan energi yang terus mendorong transisi energi nasional, Pertamina menegaskan kembali komitmennya terhadap target Net Zero Emission 2060. Penerapan prinsip Environmental, Social & Governance (ESG) serta kontribusi terhadap Sustainable Development Goals (SDGs) terus dilakukan di seluruh lini usaha dan operasi Pertamina, termasuk dalam pelaksanaan Satgas Nataru.

