Petani dan Penyuluh Antusias Mengikuti Sinkronisasi Program Kementan di Pangkep

Sebanyak 15 ribu peserta dari empat kabupaten yakni Kabupaten Pangkep, Barru, Maros dan Pare-Pare terlihat semarak dan sangat antusias mengikuti pertemuan Apresiasi dan Singkronisasi Program Kementerian Pertanian (Kementan) tahun 2019 di Lapangan Andi Mappe, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, Selasa (9/4). Peserta tersebut terdiri dari petani, santri tani milenial, Gerakan Petani Muda Indonesia (Gempita), penyuluh dan pendamping desa.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman hadir dalam dialog dengan para petani dan stakehokder pertanian, serta memberikan bantuan langsung. Mentan memberikan bantuan kepada petani senilai Rp 34,54 miliar. Mentan Amran pun melepas ekspor umbi porong 50 ton ke Vietnam dan palm kernel sebanyak 313 ton senilai Rp 804 juta ke Malaysia.
“Kami bawa bantuan hari ini untuk meningkatkan produksi pangan sekaligus menurunkan angka kemiskinan. Kami datang bukan bawa janji, tapi bawa bantuan,” demikian dikemukakan Mentan Amran dihadapan petani.
Amran menyebutkan selama tahun 2014 sampai dengan hari ini, pemerintah telah menggelontorkan bantuan sektor pertanian dan pedesaan di Provinsi Sulawesi Selatan senilai Rp 15 triliun. Bantuan tersebut di antaranya pembangunan bendungan senilai Rp 3 triliun, irigasi tersier termasuk di Kabupaten Pangkep seluas 350 ribu ha yang terbesar sepanjang sejarah, alat mesin pertanian, ternak, dan pendampingan petani.
Amran menegaskan komitmennya selama ditakdirkan menjadi menteri pertanian yakni dengan menjalankan kebijakan strategis. Bersama pihak kepolisian, mafia tidak diberikan diruang di Kementan. Di pemerintahan Jokowi-JK terdapat 786 mafia pangan, kemudian diproses hukum sehingga masuk menjadi tersangka sebanyak 409.
“Khusus Mafia pangan ini, kami tindak tidak ada kompromi yang mempermainkan ekspor, impor, harga, dan nasib rakyat terkecil karena itu perintah Bapak Presiden Jokowi,” tegasnya.