Puji Performa Timnas dalam Laga Uji Coba, Erick Thohir Sebut Mental Tim Meningkat

Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, memberikan apresiasi tinggi terhadap penampilan Timnas Indonesia senior dalam laga uji coba yang digelar di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Senin malam (8/9/2025). Meski berakhir imbang tanpa gol, pertandingan melawan Lebanon dianggap sebagai momentum penting dalam persiapan menuju babak empat Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
Menurut Erick, laga ini menjadi ajang pembuktian konsistensi strategi dan formasi yang diterapkan pelatih Patrick Kluivert selama beberapa pertandingan terakhir.
“Kami lihat ada perkembangan yang sangat positif. Tim mampu menekan lawan sepanjang pertandingan, dan formasi yang dipakai mulai menunjukkan stabilitas. Ini modal penting untuk menghadapi laga-laga penting nanti,” ujar Erick saat ditemui usai pertandingan.
Pertandingan uji coba ini juga dimanfaatkan pelatih Kluivert untuk melakukan rotasi pemain dan mengevaluasi sejumlah opsi taktik yang bisa digunakan dalam pertandingan resmi. Hampir seluruh skuad diberikan kesempatan bermain, termasuk sejumlah penyerang muda seperti Miliano Jonathans dan Mauro Zijlstra yang tampil aktif membongkar pertahanan Lebanon.
“Rotasi ini sangat strategis. Pelatih jadi punya banyak pilihan komposisi pemain untuk formasi utama. Persaingan di dalam skuad pun makin sehat dan memotivasi setiap pemain untuk tampil maksimal,” tambah Erick.
Dalam laga tanpa gol ini, Indonesia terus mencoba menggempur pertahanan Lebanon. Miliano Jonathans tampil menonjol sebagai ancaman berbahaya, sedangkan Stefano Lilipaly memberikan kontribusi dari lini tengah dengan beberapa peluang matang, seperti tembakan melengkungnya yang nyaris berbuah gol di menit ke-57.
Meski tak berhasil mencetak gol, performa Timnas yang agresif dinilai sudah sesuai dengan yang diharapkan untuk menghadapi kompetisi tingkat tinggi.
Lebanon yang dikenal dengan gaya permainan khas Timur Tengah menjadi ujian mental dan karakter tersendiri bagi skuad Garuda. Erick menegaskan, pengalaman melawan tim seperti Lebanon sangat berharga, terutama bagi pemain baru yang harus memahami pola permainan agresif dan penuh tekanan yang biasa dijumpai di negara-negara seperti Bahrain, Qatar, dan Arab Saudi.
“Pemain baru perlu belajar bagaimana menjaga konsentrasi dan tidak mudah terpancing oleh permainan keras lawan yang biasa dijumpai di wilayah Timur Tengah,” ujar Erick.
Namun, di balik kegembiraan dan semangat pertandingan, Erick juga menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas meninggalnya seorang suporter setia Timnas, Djalu Ariel Fristianto, dari kelompok Ultras Garuda. Djalu dikabarkan meninggal saat memberikan dukungan langsung kepada tim di Stadion Gelora Bung Tomo.
“Saya menerima kabar duka ini saat pertandingan berlangsung. Saya sampaikan bela sungkawa yang sebesar-besarnya kepada keluarga almarhum. Kami juga akan segera menjenguk dan memberikan dukungan bersama Pemda Jawa Timur dan Pengprov Surabaya,” tuturnya penuh haru.