Pusat Ukiran Kayu di Palembang bagi anda yang menyukai hasil dari ukiran

0

IMG-2173-1024x768

Mau Pusat Ukiran kayu di Palembang terletak di jalan Faqih Jalaluddin, dekat Masjid Agung Palembang. Puluhan ruang pamer yang dipenuhi oleh ukiran-ukiran cantik terdapat di pusat kota. Ukiran kayu Palembang, yang identik dengan warna merah dan emas gelap, ditampilkan di etalase terbuka di sepanjang jalan. Anda juga dapat menemukan produk ukiran kayu yang setengah jadi, ukiran-ukiran kayu yang belum dihaluskan atau dicat. Para pengukir biasanya melakukan sentuhan akhir yang indah di toko mereka sebelum dijual. Emas adalah warna yang paling dominan dalam ukiran kayu Palembang. Warna inilah yang membedakan ukiran kayu Palembang dari ukiran kayu dari daerah lain di Indonesia, seperti Jepara di Jawa Tengah.

Lemari, pintu, atau kaca, serta bingkai foto biasanya dicat dengan warna emas. Bagian lain ditutupi oleh warna merah dan hitam gelap. Gambar bunga dalam warna hitam membuat ukiran ini lebih indah. Jalan Faqih Jalaluddin terletak di dekat Masjid Agung Palembang. Anda dapat pergi ke Palembang dengan taksi atau mobil sewaan dari bandara internasional Sultan Mahmud Badaruddin II di jalan Tanjung Api-Api, Palembang, yang dapat diakses dari Malaysia, Singapura, Cina, dan Thailand. Di Pusat Kota, ada sembilan jenis transportasi publik termasuk tujuh bus kota dari berbagai tujuan yang dapat membawa Anda ke jembatan Ampera dengan biaya Rp 1.500,00 sampai Rp 5.000,00.

Anda tidak akan menemukan kesulitan untuk mencari makanan lokal di sini. Tak jauh dari Masjid Agung Palembang, Anda dapat menikmati makanan tradisional Palembang seperti empek-empek panggang dan kerupuk dengan harga Rp 1.500,00 sampai Rp 23.000,00 per buah, tergantung di mana Anda makan. Selain itu, ada warung yang menjual es belimbing yang hanya satu-satunya di palembang. Di Sungai Musi, ada restoran terapung di mana Anda bisa makan sambil melihat Jembatan Ampera.

Ada lagi kerajinan Lakuer diadopsi dari istilah bahasa inggris lacquer yaitu bahan damar yang dihasilkan oleh sejenis serangga bernama laccifer lacca . Tumbuhan tempat bertenggernya serangga ini banyak ditemukan di Jepang, Tiongkok dan daerah pegunungan Himalaya. Orang Jepang menyadapnya dari pohon tersebut sekali dalam 10 tahun. Di Sumatera Selatan pohon tersebut dikenal dengan nama pohon kemalo. Dalam proses pembuatannya perajin mengoperasikan bubut untuk membentuk sebongkah kayu menjadi bulat atau silindris.

Sedang bentuk kotak atau dinding pemisah (sketsel dak perlu pembubutan, cukup dengan membentuknya dari bilah-bilah papan kayu yang terbaik untuk bahan baku sesungguhnya mahoni. Tapi untuk saat ini perajin mulai beralih ke tambesu sebab mahoni sulit didapat. Selanjutnya permukaan lakuer dihaluskan dengan ampelas diberikan warna dasar dengan oker, lantas dijemur sampai kering. Lubang-lubang didempul kembali diampelas barulah mereka membubuhkan lukisan dengan tinta china. Motif hiasannya biasa terinspirasi oleh lekuk-lekuk di alam seperti tumbuhan bunga dan sebagainya.

Tak dipungkiri, alasan ekonomi menjadi alasan utama lunturnya kualitas seni ukir Palembang. Berbagai cara ditempuh perajin untuk menurunkan harga sehingga tetap mudah terjual. Perajin memilih membuat motif yang sederhana dan cepat jadi, mengabaikan berbagai pakem pengukiran, dan menggunakan pengukir yang mudah didapat. Dengan cara ini, peminat ukiran bersepuh emas tetap tinggi. Omzet toko milik Tobroni, misalnya, mencapai Rp 70-80 juta. Peminat pun terus meningkat tiap tahunnya. Omzet ini tentunya akan sulit dicapai dengan seni ukir murni Palembang yang harganya lebih dari dua kali lipat lebih tinggi. Dari sebuah ekspresi seni dan budaya, orientasi kerajinan ukiran kayu Palembang semakin bergeser menjadi alat menggerakkan ekonomi masyarakat. (arf)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *