Pageants

Putri dan Putra EL JOHN Indonesia Sebut Pandemi ini, Membuat Orang Belajar Digital

Pandemi Covid-19 tidak hanya menghantam sisi kesehatan saja, namun virus yang mudah menular itu,  juga mengharuskan masyarakat  merubah kebiasaannya, khususnya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebiasaan yang dirubah adalah, yang sebelumnya belanja secara konvensional kini harus  menggunakan sistem online.

Kondisi tersebut menjadi topik yang dibahas para Putri dan Putra binaan Yayasan EL JOHN Indonesia dalam program EL JOHN TV yakni EL JOHN Star. Para Putri dan Putra yang menjadi narasumber yakni Miss Eart Indonesia Air 2017 Alicia Baverly Weley, Miss Earth Indonesia Fire 2015 Ni Luh Pebriani Dewi, Putri Pariwisata Indonesia 2011 Melissa Putri Latar dan  1st Runner Up Putra Pariwisata Nusantara 2018 Surianto. CEO EL JOHN Media Martinus Johnnie  Sugiarto bertindak sebagai host dalam  memandu program ini.

Miss Eart Indonesia Air 2017 Alicia Baverly Weley merasakan bahwa pandemi ini,  membuat banyak perusahaan yang banting setir dalam sistem penjualannya, yakni yang tadinya dilakukan secara ketemu fisik, kini mulai membangun sebuah aplikasi yang dapat memudahkan konsumennya bertransaksi.

Hal itu, dilakukan agar perusahaan bisa tetap beroperasi untuk memenuhi kebutuhan konsumennya. Dengan kondisi itu, maka masyarakat pun harus siap bersama-sama mengikuti pola baru.

“Jadi sekarang banyak banget perusahaan-perusahaan yang membangun aplikasi untuk bisnisnya itu agar tetap jalan terus. Jadi semua aplikasi untuk kebutuhan primer sampai sekunder itu sekarang sudah ada, dimulai dari belanja makanan, dari beli pakaian sampai sewa apartemen dan kos-kosan itu semua dalam bentuk aplikasi atau website. Jadi itu semua cara-cara orang untuk tetap survive di tengah pandemi seperti ini sih. Jadi mereka berlomba-lomba untuk bisa eksis dalam apapun,” kata Alicia.

Hal senada juga disampaikan Miss Earth Indonesia Fire 2015 Ni Luh Pebriani Dewi. Perempuan berparas cantik asal Pulau Dewata ini, menilai masyarakat siap tidak siap harus ikut merubah pola belanjanya. Bahkan di Bali, untuk mendukung layanan online ini, dibangun sebuah sistem belanja menggunakan layanan whatsapp.

”Untuk kesiapannya harus siap ga siap harus hadapi saat ini, jadi sebagian besar untuk ibu-ibu sudah bisa menggunakan smart phone yang bisa memesan segala kebutuhan rumah tangganya via online dan di masing-masing desa sekarang sudah diberlakukan pasar desa, jadi kita pesan produk kebutuhan kita hanya via whatsapp, kemudian besoknya akan diantar ke rumah masing-masing. Jadi sudah berjalan penggunaan digital ini, dan masyarakat juga pelan-pelan sudah bisa menerima kebiasaan baru ini,” ungkap Ni Luh.

Sementara itu,   Putri Pariwisata Indonesia 2011Melissa Putri Latar yang menetap di Amerika Serikat, melihat yang perlu diperhatikan adalah orang tua jika dikaitkan dengan digital. Pasalnya Meliisa pernah mengalami pengalaman begitu sulitnya orang tua di negeri Paman Sam ini,  untuk diajarkan teknologi yang justru dapat memudahkan menunjang aktivitas mereka.

“Jadi sebelum pandemi ini, aku itu mengedukasikan orang-orang yang kebanyakan costomer aku itu orang-orang tua dan susah banget, mau kita ajari pelan-pelan malah mereka marah ke kita, sampai sekarang pun karena virus ini, mereka masih tidak mau, kebanyakan orang-orang tua ini. Mereka masih menolak,” ujar Melissa.

Pandangan berbeda disampaikan 1st Runner Up Putra Pariwisata Nusantara 2018 Surianto. Dosen di salah satu universitas swasta ini,  melihat situasi yang sulit ini menjadi situasi yang serba dipaksakan. Artinya mereka yang tadinya tidak menggunakan  sistem belanja online,  mau tidak mau harus mengikuti perkembangan zaman akibat dari pandemi Covid-19 ini.

“Bagaimana saat ini orang-orang terlalu nyaman ga ingin keluar dari zona tradisional atau zona digital atau modern, tetapi kan semua harus serba dipaksa dan terkadang hal-hal yang sifatnya paksaan ini memang diperlukan untuk mengubah sebuah gaya hidup,” kata Surianto.

Lebih lanjut, menurut Surianto sudah saatnya bagi orang-orang yang melek teknologi harus berperan aktif membantu mereka yang masih belum lancar menggunakan teknologi. Hal ini penting, agar mereka yang belum paham dengan teknologi tidak dijadikan korban informasi yang salah.

“Sebenarnya edukasi bagaimana cara penggunaan paltform digital itu, kurang tepat kalau untuk orang-orang seperti kita yang sudah terbiasa menggunakannya. Justru kita yang mengerti teknologi harus memberikan edukasi kepada orang-orang yang baru saja mempergunakan teknologi. Karena mereka adalah orang-orang yang  notabennya sangat rentan untuk menerima terpaan informasi dari media. Baik itu kita bicara penipuan yang sifatnya perdagangan,” tutur Surianto.

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button