PWSP Jakarta Tampilkan Semangat Kebersamaan dan Kekompakan dalam Perayaan HUT ke-33

0

Perayaan ulang tahun ke-33 Perkumpulan Warga Sungai Pinyuh (PWSP) Jakarta di Golden Sense International Restaurant, Mangga Dua Square, Jakarta, pada Minggu malam(08/09/2024) berlangsung dengan penuh kemeriahan. 

Acara yang dihadiri oleh lebih dari seribu tamu ini merupakan momen penting yang menggabungkan anggota PWSP yang berdomisili di Jakarta, pejabat pemerintah Sungai Pinyuh, anggota DPRD, Mempawah, mitra kerja, serta perwakilan sponsor dalam suasana yang penuh keakraban dan kebahagiaan.

Perayaan dimulai dengan seremonial pemotongan kue ulang tahun dan dilanjutkan dengan  tradisi bersulang minuman. Setelah itu, tamu-tamu undangan menikmati makan malam sambil disuguhi penampilan dari penyanyi professional yakni Huang Jia Jia, Anny Lay, Tini Christine, dan Steven Zhang yang mempersembahkan lagu-lagu Mandarin.

Penampilan para penyanyi ini,  tidak hanya menambah semarak acara, tetapi juga mengundang kegembiraan dari para tamu undangan.. Penampilan mereka,  berhasil menciptakan suasana menjadi semakin meriah, bahkan banyak tamu undangan yang  ikut berjoget bersama.

Tak hanya dihibur oleh pertunjukan musik, para tamu juga dimanjakan dengan sesi doorprize yang penuh kejutan. Acara ini menawarkan berbagai hadiah fantastis, termasuk lima unit motor matic, lima unit kulkas satu pintu, serta lima unit smart TV berukuran 50 inci. Selain itu, hadiah-hadiah menarik lainnya juga turut memeriahkan suasana, menambah antusiasme dan kegembiraan para undangan.

Perayaan ulang tahun PWSP yang ke-33 ini tidak hanya menandai perjalanan panjang organisasi tersebut, tetapi juga mencerminkan kekompakan dan semangat kebersamaan di antara anggotanya.

Ketua Umum PSWP Jakarta Hiu Ku Bun mengungkapkan rasa terima kasih yang mendalam kepada berbagai pihak yang telah berkontribusi pada kesuksesan acara tersebut.

Hiu Ku Bun menyanjung dedikasi dan kerja keras panitia untuk  memastikan acara berjalan dengan lancar dan sukses.

“Terima kasih kepada Ketua Panitia dan timnya yang telah bekerja keras untuk acara yang luar biasa ini,” ungkapnya.

 Ia juga tidak lupa memberikan apresiasi kepada para donatur dan sponsor yang telah mendukung acara tersebut, serta mengungkapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada seluruh rekan-rekan panitia yang telah memberikan dukungan luar biasa.

Hiu Ku Bun menegaskan harapannya agar seluruh anggota PWSP tetap kompak dan terus bersama-sama memajukan perkumpulan.

“Semoga seluruh warga Perkumpulan Warga Sungai Pinyuh Jakarta selalu kompak, selalu bersama-sama memajukan perkumpulan. Semakin solid dan semakin kompak karena kebersamaan adalah kekuatan kita,” ujarnya dengan penuh semangat.

Hal senada juga disampaikan Ketua Panitia HUT PWSP Jakarta ke-33  Toni Cong. Ia mengatakan acara ini digelar untuk merayakan pencapaian luar biasa PWSP Jakarta selama 33 tahun. Menurut nya  33 tahun merupakan saksi sejarah dari kegigihan dan perjuangan komunitas ini.

 Lebih lanjut, Toni Cong mengingatkan tentang pentingnya menjaga kekompakan dan keharmonisan di antara anggota PWSP.

 “Sebagai warga Sungai Pinyuh yang kini berada di kota besar Jakarta, kita harus terus meningkatkan rasa akur, rukun, dan kompak sebagai keluarga besar. Ini adalah nilai-nilai yang diajarkan oleh orang tua kita di kampung halaman, dan kini kita bawa bersama ke Jakarta,” katanya.

Ketua Umum Perhimpunan Tionghoa Kalimantan Barat Indonesia (PTKI), Vinsen Effendi Lie, mengatakan dalam menggerakan roda organisasi, PWSP selalu merujuk nilai-nilai  yang diwariskan oleh para pendahulu. Menurutnya, nasihat ini telah menjadi landasan bagi PWSP untuk bertahan dan terus berkembang selama 33 tahun.

“Pendahulu kita yang selalu memberikan nilai-nilai kita berorganisasi, nilai-nilai kita dalam berbentuk frame persaudaraan dan persahabatan yang dimana kalau ada masalah harus diselesaikan secara kekeluargaan,” kata Effendi

Lebih lanjut, Vinsen Effendi Lie mengatakan  bahwa selama 33 tahun perjalanan PWSP, tidak terlepas dari berbagai tantangan dan itu semua dapat dilewati PWSP dengan semangat kekompakan dan kebersamaan.

“Selama 33 tahun, pasti ada hambatan dan kerikil dalam perjalanan organisasi. Ini adalah hal yang lumrah dalam dinamika berorganisasi. Namun, nilai-nilai yang ditanamkan kepada kami sebagai penerus generasi muda sangat penting. Kami berharap generasi mendatang, termasuk generasi ketiga, akan terus melayani PWSP dengan lebih maju,” jelasnya.

Sementara itu, Dewan Perkumpulan Warga Sungai Pinyuh sekaligus anggota DPR RI Komisi VI Fraksi PDIP, Darmadi Durianto, menyampaikan pesan penting tentang kebersamaan dan masa depan organisasi.Menurutnya kebersamaan merupakan unsur yang sangat penting dalam memperkuat organisasi.

 “Kebersamaan itu adalah kekuatan. Tanpa kebersamaan, kita tidak akan kuat. Mari kita wujudkan kebersamaan ini,” ungkapnya.

Darmadi mengajak seluruh anggota PWSP untuk menjalin hubungan yang lebih baik dengan perwakilan di pusat dan memastikan adanya komunikasi yang efektif untuk menciptakan sinergi dan keberlanjutan. Ia juga menekankan perlunya merumuskan program yang dapat melibatkan generasi mendatang.

“Kita harus merumuskan program-program yang bermanfaat untuk generasi berikutnya. Generasi sekarang, termasuk generasi X dan generasi milenial, tidak begitu suka berorganisasi seperti generasi sebelumnya. Maka, penting bagi kita untuk merancang program yang dapat menarik minat generasi muda untuk bergabung dengan PWSP,” jelas Darmadi.

Harapan kepada PWSP juga disampaikan Anggota DPRD Kabupaten Mempawah Ahmadi. Tokoh masyarakat Sungai Pinyuh berharap di usia 33 tahun, PWSP Jakarta dapat terus berlanjut dan berkembang.

Anggota DPRD Kabupaten Mempawah, Ahmadi, menyampaikan pernyataan yang penuh harapan dan perhatian terhadap masa depan organisasi.

  “Saya sangat berharap agar PWSP ini berlanjut, Bapak-Ibu sekalian. Kenapa? Karena saya khawatir jika tidak ada upaya untuk menjaga kesinambungan, organisasi ini bisa terputus di tengah jalan,” ungkapnya

Untuk memperkokoh  keberlangsungan organisasi, menurut Ahmadi harus ada regenerasi. Menurut  Ahmadi menambahkan bahwa kurangnya silaturahmi dan kurangnya pengetahuan antar generasi muda dapat menjadi tantangan dalam mempertahankan kesatuan komunitas.

“Kurangnya silaturahmi, terutama di kalangan anak-anak muda yang telah tumbuh dewasa dan mungkin tidak saling mengenal, dapat mempengaruhi kekuatan dan keberlanjutan organisasi kita. Kita perlu mencari cara untuk memastikan bahwa kesatuan ini tetap terjaga dengan baik kedepannya,” ujar Ahmadi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *