Solidaritas PSMTI Sulut, 150 Paket Bantuan untuk Pengungsi Gunung Ruang

Erupsi gunung Ruang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara membuat warga yang berada dalam radius 7 kilometer (km) dari pusat erupsi diungsikan. Melihat kondisi ini, Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Sulawesi Utara bergerak cepat menyalurkan bantuan untuk pengungsi.
Bantuan diberikan pada Jumat (10/05/2024) dan disalurkan kepada pengungsi yang tinggal sementara di Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan Sulawesi Utara.Aksi ini merupakan bagian dari komitmen PSMTI Sulut untuk turut serta membantu masyarakat yang terdampak bencana alam.
Bantuan yang disalurkan meliputi bahan pokok makanan, mie instan, gula pasir, sabun, buah-buahan, pakaian dalam, dan kebutuhan lainnya. Setiap bantuan dikemas dalam plastik berwarna putih dan diserahkan secara langsung kepada para pengungsi sesuai dengan daftar nama yang terdaftar.
Ketua Panitia Penyerahan Bantuan Pengungsi Gunung Ruang, Ko Fang, menjelaskan bahwa PSMTI memiliki tujuan untuk membantu semua masyarakat Sulawesi Utara yang terkena dampak bencana.
“Kami siap membantu dalam segala aspek kepada warga yang membutuhkan,” ujarnya.
Menurut Ko Fang, persiapan pemberian bantuan ini telah dilakukan sesuai dengan arahan langsung dari Ketua Umum PSMTI Sulut, Johny Lieke. “Kami berusaha memberikan yang terbaik kepada para pengungsi meskipun tidak sempurna,” tambahnya.
Lebih lanjut, Ko Fang menyatakan bahwa kegiatan pemberian bantuan kepada korban erupsi Gunung Ruang tidak hanya dilaksanakan hari ini, melainkan akan berkelanjutan.
“Kami selalu siap memberikan bantuan kepada para pengungsi, dan kami telah melakukan survei di beberapa titik lain yang terdampak untuk memberikan bantuan sesuai dengan kebutuhan,” katanya.
Sementara itu, Ketua Umum PSMTI Sulut, Johny Lieke, mengungkapkan keprihatinannya terhadap peristiwa erupsi Gunung Ruang. “Kami hadir di sini untuk memberikan bantuan sebanyak 150 paket kepada para pengungsi,” jelasnya.
Lieke menegaskan bahwa PSMTI adalah wadah sosial yang bersifat independen dan tidak terlibat dalam politik serta berorientasi pada kepentingan masyarakat. “Kami sudah hadir sejak tahun 1998 dan berkembang hingga memiliki 400 cabang di berbagai wilayah di Indonesia,” ujarnya.
Dia juga menjamin bahwa PSMTI Sulut siap membantu warga yang mengalami kesulitan tanpa mengharapkan imbalan. “Kami akan selalu datang dengan sukarela,” tambahnya.
Lieke juga memberikan pesan kepada para pengungsi Gunung Ruang untuk tetap tabah menghadapi cobaan yang mereka alami. “Saya berharap para pengungsi dapat menjaga kekuatan dan semangat dalam menghadapi bencana ini,” tutupnya.
Menurut catatan, erupsi Gunungapi Ruang terjadi pada tahun 1808, 1810, 1840, 1856, 1870, 1871, 1874, 1889, 1904-1905, 1914, 1915, 1918, 1940, 1946, 1949, 2002 dan 2024. Bahkan Hendra mengatakan bahwa kejadian erupsi pada tahun 1871 juga memicu terjadinya gelombang tsunami dan memakan korban hingga 400 orang.
Atas dasar itu maka pemerintah akan mengambil langkah permanen untuk memindahkan pemukiman warga, khususnya yang berada di Pulau Ruang, pulau utama di kaki Gunungapi Ruang, ke lokasi yang lebih aman.