Headline NewsHealthy Life

Komnas KIPI: Tidak Ada Yang Meninggal Karena Vaksinasi COVID-19

Ketua Komisi Nasional Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komnas KIPI) Prof Hindra Irawan Satari menegaskan bahwa sampai saat ini tidak ada yang meninggal karena vaksinasi COVID-19. Hal ini perlu dijelaskan kembali mengingat banyaknya berita yang simpang siur mengaitkan beberapa kasus kematian akibat Vaksin Covid-19.

Menurut Komnas KIPI, ada 27 kasus kematian diduga akibat vaksinasi dengan Sinovac. Namun setelah diinvestigasi, kematian tersebut tidak terkait dengan vasinasi.

Dari kasus tersebut, 10 kasus akibat terinfeksi Covid-19, lalu 14 orang karena penyakit jantung dan pembuluh darah, 1 orang karena gangguan fungsi ginjal secara mendadak dan 2 orang karena diabetes mellitus dan hipertensi tidak terkontrol

“Kenapa kami bisa membuat diagnosis itu? Karena datanya lengkap. Diperiksa, dirawat di-rontgen, diperiksa lab, di CT-scan, dapat diagnosisnya,” Jelas Prof Hindra, belum lama ini.

Sementara yang meninggal diduga akibat vaksinasi dengan AztraZeneca ada 3. Namun juga tidak diakibatkan oleh vaksinasi tapi lebih karena penyakit lain.

Pertama, pemuda asal Jakarta usia 22 Tahun yang mengikuti vaksinasi Covid-19 di Gelora Bung Karno (GBK). Usai divaksin, kata Hindra, dia merasakan efek samping vaksinasi berupa pusing hingga demam. Pemuda tersebut, lanjutnya, menolak dibawa ke rumah sakit saat suhu tubuhnya 39 Celcius. Lalu, esok harinya kondisi semakin lemah dan meninggal dunia di klinik.

Hindra mengatakan, pihaknya kekurangan data untuk menyatakan bahwa pemuda tersebut meninggal terkait vaksinasi. “Kebetulan ada dokter dan melihat, dan diagnosisnya death on arrivial. Jadi sulit untuk menentukan penyebab kematiannya, karena enggak ada data, enggak pernah periksa sama dokter, datang sudah meninggal, tuturnya.

“Enggak ada lab, enggak ada rontgen, enggak ada CT-scan kepala, jadi sulit untuk mengatakan ini terkait sama imunisasi,” sambungnya.

Hindra mengatakan, kasus kedua juga terjadi di Jakarta oleh lansia berusia 60 tahun. Lansia tersebut bekerja sebagai tukang ojek dan diyakini meninggal dunia karena radang paru-paru. Hindra mengatakan, ketika mendatangi layanan vaksinasi, lansia tersebut tidak menyampaikan bahwa dirinya baru mengalami sesak napas.

“Besoknya dia ke Puskesmas di Jakarta, sesak. Terus dia bilang di Puskesmas juga bahwa sehari sebelum divaksin dia sudah sesak napas. Dia datang ke tempat vaksin dia enggak bilang kalau dia sesak, divaksin. Besoknya sesak, diperiksa Puskesmas dari pemeriksaan ini radang paru, jadi akhirnya meninggal,” ucapnya.

Terakhir, Hindra mengatakan, satu kasus meninggal dunia setelah divaksinasi AstraZeneca dialami oleh salah seorang warga Ambon usia 45 tahun. Mulanya, ia mengeluhkan demam, batuk dan pilek. Kemudian, setelah dilakukan pemeriksaan diketahui bahwa positif Covid-19.

“Jadi dia terpapar Covid-19, Covid-19nya berat akhirnya meninggal karena covid-19, sebetulnya yang sama batch nomernya itu yang di Jakarta, batch nomer yang ada di media itu,” pungkasnya.

 

Show More

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Back to top button