Tepat 27 Tahun, Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia Gelar Refleksi dan Doa Untuk Bangsa

Tepat pada 28 September 2025, Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) berusia 27 tahun. Memasuki usia yang semakin matang, organisasi kemasyarakatan terbesar yang menaungi berbagai marga Tionghoa di Indonesia ini menggelar perayaan sederhana namun sarat makna, bertajuk Malam Syukuran & Doa untuk Bangsa.
Acara berlangsung hangat dan khidmat di Grand Teochew Ballroom, Village Mall Pluit, Jakarta Utara, pada Minggu malam. Dengan mengangkat tema “Refleksi & Doa: Membangun Indonesia Bersama”, PSMTI ingin mengajak seluruh elemen organisasi untuk merenung sejenak atas perjalanan panjang yang telah dilalui, sekaligus memantapkan langkah ke depan demi Indonesia yang lebih baik.
Tema ini menjadi pengingat bahwa perjalanan sebuah organisasi tidak hanya diukur dari capaian program, tetapi juga dari nilai-nilai kebersamaan, pengabdian, dan kontribusi nyata terhadap bangsa.
Sebelum memasuki prosesi malam doa, rangkaian kegiatan diawali pada siang harinya dengan aksi sosial berupa pemeriksaan kesehatan mata gratis dan terapi akupuntur. Kegiatan bakti sosial ini menggandeng mitra kesehatan Simply Wellness Indonesia dan Killcovid-19 Relief International Services, sebagai wujud nyata kepedulian PSMTI terhadap kesehatan masyarakat.


Puluhan siswa dari Sekolah Pondok Domba turut hadir sebagai peserta dalam kegiatan ini. Sekolah tersebut merupakan lembaga pendidikan nonformal yang memberikan pendampingan kepada anak-anak dari keluarga pra-sejahtera. Kegiatan ini menjadi bukti bahwa PSMTI tidak melupakan akar perjuangannya sebagai organisasi sosial yang berpihak pada masyarakat kecil.
Saat malam tiba, ratusan tamu undangan yang terdiri dari jajaran Dewan dan Pengurus Pusat PSMTI, perwakilan PSMTI DKI Jakarta, PSMTI Banten, Ketua-Ketua Marga dari berbagai daerah, serta organisasi Tionghoa lainnya, turut menghadiri malam syukuran tersebut.
Acara dimulai dengan pemotongan tumpeng sebagai simbol rasa syukur, disusul dengan prosesi tiup lilin ulang tahun yang penuh kebersamaan. Suasana semakin khidmat saat para hadirin mengikuti doa bersama lintas agama. Doa-doa dipanjatkan untuk keselamatan bangsa, keberkahan organisasi, serta harapan akan masa depan yang lebih baik dan harmonis.


Pada kesempatan ini, Eddy Sadeli, salah satu pendiri PSMTI, memberikan pesan penuh makna. Ia mengingatkan bahwa berdirinya PSMTI pada tahun 1998 merupakan tonggak penting bagi masyarakat Tionghoa Indonesia untuk lebih aktif berkontribusi bagi bangsa.
Ketua Umum PSMTI, Bapak Wilianto Tanta, menyampaikan bahwa perjalanan 27 tahun PSMTI merupakan bukti nyata komitmen untuk merajut persaudaraan lintas budaya dan agama di Indonesia.
Ia berharap di usia ke-27 tahun ini, semangat kebersamaan dan persatuan terus terjaga di antara seluruh pengurus dan anggota.
“Sejak awal berdirinya, PSMTI hadir sebagai wadah pemersatu dan pengabdian bagi masyarakat. Di usia ke-27 ini, kami ingin meneguhkan kembali komitmen untuk terus menjaga kebersamaan, melestarikan budaya, serta mengiringi langkah Indonesia dengan doa demi masa depan bangsa yang damai, sejahtera, dan harmonis,” ujar Wilianto Tanta


“Harapan kami di usia 27 tahun ini, kita tetap diberi semangat untuk bersatu, sesuai dengan slogan kita sekarang: Bersatu Berdaulat Indonesia Sejahtera,” tambahnya.
Sementara itu, Sekretaris Umum PSMTI, Bapak Peng Suyoto, mengatakan HUT ke-27 ini menjadi momentum untuk menegaskan komitmen organisasi dalam menjalankan visi dan misi yang telah dirancang sejak awal pendirian.
Menurut Peng Suyoto, PSMTI bertekad melaksanakan visi tersebut secara merata di seluruh Indonesia, mencakup 37 provinsi serta 308 kabupaten dan kota, hingga tingkat kecamatan. “Harapan kami adalah visi pendiri-pendiri dapat dilaksanakan di seluruh wilayah Indonesia, mulai dari provinsi, kabupaten, kota, hingga kecamatan,” ujarnya.


Lebih lanjut, ia menyampaikan bahwa misi PSMTI adalah bermasyarakat dan berbangsa dengan tetap memantapkan jati diri sebagai orang Tionghoa. Organisasi ini juga terus memperhatikan berbagai aspek sosial, seperti pendidikan, kesehatan, dan kemasyarakatan di daerah-daerah tempat anggota PSMTI tinggal dan bekerja.
Terkait program kolaborasi yang menjadi fokus ke depan, Peng Suyoto menekankan bahwa PSMTI tidak hanya akan bekerja sama antar sesama komunitas Tionghoa, tetapi juga dengan suku dan kelompok masyarakat lainnya.
“Kolaborasi kami bukan hanya dengan sesama Tionghoa, tetapi juga dengan komponen suku lainnya. Ini penting untuk bermasyarakat secara lebih luas,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Helga Abraham, menyampaikan rasa syukur atas terselenggaranya kegiatan yang penuh makna ini.


“Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas terlaksananya acara hari ini, memperingati terbentuknya PSMTI selama 27 tahun dengan baik, lancar, dan penuh makna,” ujar Helga dalam sambutannya.
Helga menegaskan bahwa acara ini bukan hanya sekadar perayaan, melainkan sebuah penghormatan dan penghargaan kepada para pendiri PSMTI yang telah membangun fondasi kuat untuk mempersatukan kesejahteraan masyarakat etnis Tionghoa di Indonesia.
“Kegiatan ini bertujuan untuk mengenang dan menghormati jasa-jasa para pendiri PSMTI, sekaligus mempererat persaudaraan antara anggota PSMTI,” tambahnya.


Ia juga menekankan pentingnya menumbuhkan kembali semangat kebersamaan, dedikasi, dan kontribusi nyata bagi bangsa dan negara Indonesia sebagai bagian dari nilai-nilai yang dipegang oleh PSMTI selama 27 tahun berkiprah.
Melalui momentum ini, PSMTI ingin terus meneguhkan posisinya sebagai organisasi yang inklusif, berorientasi sosial, dan aktif berkontribusi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Doa lintas agama ini juga mencerminkan semangat pluralisme yang dijunjung tinggi oleh PSMTI selama lebih dari dua dekade kiprahnya.
Tak hanya di Jakarta, Pengurus PSMTI Pusat juga akan menggelar peringatan HUT ke-27 PSMTI di Batu, Malang, Jawa Timur, saat digelarnya Rapat Kerja Nasional (Rakernas ke XXI) pada 23-25 Oktober 2025.