Wagub DKI Jakarta : Verifikasi Kota Tua Jadi World Heritage Tetap Jalan

Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno menyatakan proses verifikasi Kota Tua sebagai world heritage atau kawasan bersejarah yang diakui dunia tetap berjalan. Proses verifikasi tetap dilakukan meski Museum Bahari terbakar.
“Saya pastikan Museum Bahari itu akan direstorasi sehingga tidak akan menghambat proses verifikasi dari status world heritage untuk Kota Tua,” kata Sandiaga di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (16/1).
Verifikasi itu dilakukan UNESCO berkaitan dengan pemberian status warisan dunia untuk Kota Tua. Sandiaga optimistis status itu dapat diraih karena Kota Tua merupakan sejarah dunia.
“Kota Tua adalah bagian dari sejarah dunia. Pada abad ke-18-19 bukan hanya menjadi pusat perdagangan di Asia Tenggara-Asia, tapi pusat perdagangan dunia. Jadi ini adalah salah satu daya tarik dan strong point untuk mendorong Kota Tua itu dijadikan world heritage dari UNESCO,” papar Sandiaga.
Di satu sisi, wagub yang diusung Partai Gerindra dan PKS itu berharap perbaikan Museum Bahari bisa segera berjalan. Sandiaga menegaskan Pemprov DKI berkomitmen melestarikan budaya Ibu Kota.
“Kita harapkan restorasinya bisa digagas segera. Proses ini juga bisa menumbuhkan sebuah keyakinan bahwa kita committed melestarikan budaya kita, dan menciptakan lapangan kerja baru di bidang pariwisata dan budaya,” tutup Sandiaga.
Untuk diketahui, Museum Bahari di Penjaringan, Jakarta Utara, terbakar siang tadi. Kebakaran diduga berasal dari korsleting listrik di ruangan C museum tersebut.
“Saksi melihat seperti itu (korsleting listrik), tapi nanti Labfor yang bekerja untuk mengetahui dari mana kebakaran terjadi,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes, Argo Yuwono kepada wartawan di Mapolda Metro Jaya, Jakarta.
Usulan kepada UNESCO soal Kota Tua menjadi warisan bersejarah yang diakui dunia ini sudah berkali-kali mengalami penolakan. Alasannya adalah kendala dari buruknya pengelolaan kawasan di sekitar Kota Tua Jakarta.
“Jakarta itu banyak sekali titik heritage yang bisa dikembangkan seperti di Kota Tua. Tapi selalu ditolak untuk didaftarkan sebagai peninggalan sejarah oleh UNESCO. Di sekelilingnya banyak berdiri bangunan bertingkat,” ujar Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR, Dwityo Akoro Soeranto di Hotel Werdhapura, Denpasar, Bali, Senin (9/5/2016) lalu.