Akibat Banjir, Aktivitas Ekonomi di Jakarta Terganggu
Sejumlah wilayah di lima wilayah kota Jakarta terendam banjir sejak Rabu (1/1/2020). Banjir yang disebabkan oleh tingginya curah hujan ini sangat mempengaruhi aktivitas ekonomi di Jakarta.
Menurut ekonom sekaligus Direktur Riset Center of Reforms on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan, peristiwa banjir di Jakarta jelas merugikan setiap orang, baik aktivitas perusahaan, aktivitas pegawai, pedagang dan lainnya yang terkena langsung dengan banjir.
“Kalau seperti perusahaan itu kemasukan banjir, kemudian barang-barangnya mengalami kerusakan, mungkin itu bisa ditangani oleh pihak asuransi. Tapi terlepas dari asuransi itu, kegiatan aktivitas ekonomi yang lebih berdampak negatif terhadap perusahaan, perusahaan jadi tidak bisa beraktivitas, tidak bisa berproduksi, tidak bisa melakukan penjualan,” Kata Piter, Kamis (2/1/2020).
Menurutnya, banjir menyebabkan perusahaan-perusahaan mengalami kerugian. Ia memberikan contoh yakni perusahaan ritel yang tidak bisa beroperasi, dan aktivitas jual belinya terganggu.
Kendati begitu, ia mengatakan tidak ada antisipasi yang bisa dilakukan bagi perusahaan. Menurutnya bagi yang terkena banjir secara langsung atau tidak, juga terkena dampak yang sama.
Seperti banyaknya aktivitas masyarakat yang tidak bisa bepergian, atau akses lalu lintas menuju perusahaan tertutup. Hal itulah, yang menyebabkan pegawai-pegawai perusahaan tidak bisa masuk kerja dikarenakan terjebak banjir.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) DKI Jakarta Sarman Simanjorang mengatakan hujan dan banjir yang terjadi saat libur tahun baru 2020 membuat penurunan aktivitas bisnis yang luar biasa.
“Dampaknya tentu aktivitas masyarakat dan ekonomi otomatis lumpuh. Apalagi ini kan hari libur, tahun baru,” kata Sarman, Rabu (1/1/2020).
Sarman berpendapat, libur tahun baru seperti ini harusnya menjadi waktu yang tepat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi khususnya di sektor wisata dan kuliner. Namun dengan hujan dan banjir yang terjadi seperti ini hanya bisa gigit jari.
“Dengan kejadian ini tentu tidak menjadi kenyataan karena kita lihat hampir di beberapa titik merata banjir. Tentu masyarakat dan pelaku usaha mau tidak mau tidak akan menjalankan aktivitasnya,” sebutnya.
Pihaknya meminta kepada pemerintah agar hal ini dijadikan bahan evaluasi untuk ke depan agar masalah banjir bisa segera diatasi.
“Walaupun ini bukan sesuatu yang gampang, perlu koordinasi antara pemerintah DKI Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi. Sehingga kita harapkan pelan-pelan bisa dicari jalan keluarnya,” pungkasnya.