Anton Thedy Berbagai Pemikiran Tentang Pentingnya Pemilihan Miss Chinese Indonesia 2024 Dalam Melestarikan Budaya Tionghoa Indonesia

0
STA00107

Anton Thedy, pemilik TX Travel, memberikan pandangan yang mendalam tentang bagaimana acara pemilihan Miss Chinese Indonesia 2024  tidak hanya berfungsi sebagai kontes kecantikan, tetapi juga sebagai sarana untuk mengenalkan dan melestarikan kebudayaan Tionghoa di tengah perubahan zaman yang semakin pesat.

Salah satu topik utama yang dibahas oleh Anton Thedy adalah relevansi pemilihan Miss Chinese Indonesia 2024 dalam konteks melestarikan kebudayaan Tionghoa di Indonesia. Menurutnya, acara seperti ini tidak hanya sekedar mencari pemenang, tetapi juga menjadi ajang untuk memperkenalkan kekayaan budaya Tionghoa kepada generasi muda Indonesia.

“Tentunya yang pertama, pemilihan Miss Chinese Indonesia ini bisa membawa sesuatu nilai tambah, khususnya untuk komunitas Chinese Indonesian,” ujar Anton kepada tim liputan EL JOHN Media usai memberikan pembekalan kepada finalis Miss Chinese Indonesia 2024, Rabu (20/11/2024).

Anton menekankan bahwa pemilihan Miss Chinese Indonesia harus menjadi lebih dari sekadar sebuah kompetisi kecantikan. Ia berharap acara ini bisa menjadi platform bagi para peserta dan masyarakat luas untuk mempelajari lebih dalam mengenai budaya Tionghoa, serta menciptakan rasa kebanggaan terhadap identitas mereka.

“Kebudayaan yang kita miliki sebagai Chinese Indonesian adalah hal yang sangat unik. Kita hidup di Indonesia, yang tentunya memiliki kebudayaan lokal yang sangat berbeda dengan yang ada di Tiongkok,” tambah Anton.

Lebih lanjut,  Anton menekankan pentingnya melestarikan kebudayaan Tionghoa di Indonesia, meskipun banyak perbedaan dengan budaya lokal maupun budaya di China. Ia mengungkapkan bahwa dalam kondisi globalisasi saat ini, jarak antara budaya Indonesia dan China semakin jauh.

“Kita hidup di Indonesia yang berbeda dengan Tiongkok. Apalagi sekarang, perbedaan antara kehidupan lokal di Indonesia dan yang ada di China semakin terasa,” terang Anton.

Menurut Anton, perbedaan ini harus disikapi dengan bijaksana. Komunitas Tionghoa di Indonesia, meskipun terpisah jauh secara geografis dengan tanah leluhur mereka, tetap harus menjaga dan mengembangkan kebudayaan yang telah menjadi bagian dari identitas mereka.

 “Itulah sebabnya, kita sebagai masyarakat Chinese Indonesian harus tetap mempertahankan kebudayaan kita. Budaya kita memiliki keunikan yang perlu dilestarikan,” ujar Anton.

Anton juga menyadari bahwa banyak orang yang kini sudah tidak terlalu mengenal hubungan sejarah yang erat antara Indonesia dan Tiongkok.

 “Tiongkok, sebagai negara yang menjadi asal nenek moyang kita, mungkin sudah lama terlupakan oleh sebagian besar masyarakat. Kita bahkan tidak tahu kapan persisnya hubungan itu dimulai,” katanya.

Namun, meskipun hubungan sejarah tersebut sudah berlangsung lama, ia tetap melihat China sebagai barometer budaya yang berbeda. Bagi Anton, meskipun sudah banyak perbedaan antara budaya Indonesia dan China, keduanya tetap harus saling menghormati dan memahami.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *