BKPM: Realisasi Investasi Kuartal III 2018 Sebesar Rp173,8 Triliun

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengumumkan realisasi investasi kuartal III tahun 2018 mencapai Rp173,8 triliun. Jumlah mengalami penurunan sebesar 1,6 persen jika dibandingkan periode kuartal III 2017 yang mencapai Rp 176,6 triliun.
Pengumuman realisasi investasi ini disampaikan langsung oleh Kepala BPKM Thomas Lembong, di kantor BKPM, Jakarta, Selasa, 30 Oktober 2018. “Sayangnya tren investasi di kuartal III kurang menggembirakan, trennya agak soft,” ujar Thomas.
Thomas menyebut ada dua faktor yang menyebabkan menurunnya investasi di kuartal III yakni faktor eksternal dan internal. Untuk faktor eksternal disebabkan oleh masalah perang dagang dan anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.
“Fluktuasi nilai tukar dolar yang dipicu oleh kenaikan suku bunga AS dan penguatan USD di pasar global, terjadinya negatif neraca perdagangan Periode Januari-September 2018, perang dagang Amerika Serikat antara Tiongkok dan negara lain, menyebabkan investor bersifat wait and see dan menunda realisasi investasi yang sudah direncanakan, sehingga realisasi investasi kuartal III 2018 turun dibanding periode yang sama 2017,” ujar Thomas
Sementara untuk faktor internal, dipengaruhi oleh eksekusi kebijakan pendorong investasi yang kurang.“Kita jangan berlebihan buang badan menyalahkan faktor eksternal, kita harus menyikapi dengan dewasa dan mengakui mohon maaf implementasi dari visi bapak presiden masih kurang,” tegasnya.
Selama kuartal III 2018, realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) sebesar Rp 84,7 triliun naik 30,5 persen, dibanding periode yang sama 2017 sebesar Rp 64,9 triliun). Sedangkan untuk Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp 89,1 triliun, turun 20,2 persen dibanding periode yang sama pada 2017 sebesar Rp 111,7 triliun.
Jika ditotalkan secara keseluruhan realisasi investasi selama Januari – September Tahun 2018 untuk PMDN dan PMA naik 4,3 persen menjadi Rp. 535,4 triliun dibanding periode yang sama tahun 2017 yang hanya mencapai Rp. 513,2 triliun.