Desainer Batik dan UMKM Akan Berkolaborasi Meriahkan Banyuwangi Batik Festival 2017
![](https://eljohnnews.com/wp-content/uploads/2017/07/banyuwangi-batik-festival-1024x613.jpg)
Para desainer batik akan berkumpul di Banyuwangi, Jawa Timur guna mempertontonkan hasil karyanya. Bahkan bukan hanya desainer nasional, desainer internasional juga ikut unjuk gigi dalam event Banyuwangi Batik Festival (BBF) yang akan digelar di Taman Blambangan, Banyuwangj pada 28-29 Juli 2017 mendatang. Kegiatan ini digelar untuk mengangkat pamor batik khas daerah ujung timur Pulau Jawa itu.
“Tujuan ini yang sejak awal terus kami kejar tiap tahunnya. Konsistensi penyelenggaraan juga menunjukkan Banyuwangi serius mengembangkan batik sebagai produk budaya sekaligus produk ekonomi yang bisa mengangkat kesejahteraan perajinnya,” papar Anas.
Ada sepuluh desainer nasional yang “turun gunung” mendorong kreasi pembatik Banyuwangi, di antaranya Philip Iswardono, Priscilla saputro, Aldre, Andy Sugix, hingga Yunita Kosasih. Ada pula desainer internasional, Milo Miliavica asal Italia.
Kolaborasi dalam event ini benar-benar diterapkan. Para desainer nantinya akan mendesain busana menggunakan batik hasil produksi para UMKM Banyuwangi. “Beraninya desainer papan atas menggunakan kain batik kreasi UMKM lokal menunjukkan adanya peningkatan kualitas. Terciptanya interaksi itu akan membuka peluang bagi pembatik lokal ke pasar nasional, bahkan global,” jelas bupati berusia 43 tahun ini.
BBF 2017 ini juga menampilkan Putri Indonesia 2017 Bunga Jelita Ibrani sebagai ikon. Ada pula penampilan spesial penyanyi Isyana Sarasvati yang akan bernyanyi mengiringi model di catwalk
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Banyuwangi Ketut Kencana menambahkan, pembatik yang terlibat ada 15 UMKM dari 50 UMKM batik di Banyuwangi setelah melalui proses kurasi terhadap desain motif dan kesiapan produksi untuk menerima order berkelanjutan.
Adapun motif batik yang diangkat tahun ini adalah Kopi Pecah, salah satu dari 48 motif batik lokal yang penuh filosofis. Kopi adalah salah satu produk andalan Banyuwangi.
“Motif kopi pecah ini sangat kuat mewakili kearifan lokal, di mana persaudaraan rakyat dibangun lewat suguhan secangkir kopi. Inilah filosofi sekaligus kekuatan batik Banyuwangi dibanding batik daerah lainnya,” ujarnya.
Para desainer yang terlibat akan menampilkan batik dalam beragam busana, mulai busana laki-laki, busana muslim, pesta, dan busana siap pakai. “Itu menunjukkan bahwa batik Banyuwangi bisa digunakan untuk busana apa saja, ” kata Ketut.
Mengiringi BBF, ada rangkaian kegiatan, mulai kompetisi desain motif batik sampai Fashion on the Pedestrian. “Di venue BBF juga akan ditampilkan art installation yang menampilkan ragam kain dan seni batik yang menampilkan perjalanan sebuah kain batik dari awal sampai tersaji untuk pembelinya,” tutupnya.