“Diamond Are Forever”: Lelang Berlian dan Lukisan untuk Penanganan Stunting di NTT

0
WhatsApp Image 2025-02-15 at 23.01.31

Bertepatan dengan hari kasih saying atau yang dikenal dengan   Valentine Day, sebuah acara spesial bertajuk “Diamond Are Forever” sukses digelar di Restoran Angke Heritage, PIK2, Tangerang, Banten, Jumat malam (14/2/2025). Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara Kill Covid-19 Relief International Service (KRIS) dan Hannah Jewellery, yang bertujuan untuk berbagi kasih kepada mereka yang membutuhkan uluran tangan.

Acara yang dilangsungkan di malam penuh kasih sayang ini menyuguhkan lelang berlian dan lukisan Lelang yang dilaksanakan dengan konsep yang elegan ini turut dihadiri oleh berbagai mitra KRIS, para kolektor berlian dan pecinta seni, serta para tamu undangan, termasuk para Putra Putri binaan Yayasan El John Indonesia.

Ada tiga berlian eksklusif dengan kualitas tinggi dari Hannah Jewellery yang dilelang pada acara ini. Tiga berlian yang dilelang adalah berlian dengan berat 0.9 karat, 1 karat, dan 2.29 karat. Yang menarik, harga berlian yang dilelang tersebut jauh lebih terjangkau dibandingkan dengan harga pasarnya. Contohnya, berlian dengan ukuran 2.29 karat dibuka dengan harga $11.000, padahal harga pasarannya mencapai $19.007. Hal ini memungkinkan para peserta untuk mendapatkan berlian berkualitas dengan harga yang jauh lebih murah, sambil mendukung tujuan sosial yang sangat mulia.

Selain berlian, acara ini juga mempersembahkan dua lukisan karya seniman terkenal, yakni S. Sudjono dengan lukisan berjudul “Barong” dan I Wayan Suarmadi dengan karya “Panen di Pesisir”. Kedua lukisan ini menambah daya tarik acara, mengingat keindahan visual yang mereka tawarkan dan nilai seni yang tinggi.

Tak hanya itu, sebuah buku berjudul “The Vatican: All The Paintings” juga turut dilelang. Buku ini adalah karya Annalisa Scolavino yang memberikan wawasan mendalam mengenai lebih dari 3000 lukisan yang dipamerkan di Museum Vatikan.

Acara ini berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp130.000.000, yang akan digunakan oleh KRIS untuk mendukung program penanganan stunting di Kefamenanu, Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur (NTT). Stunting, yang disebabkan oleh kekurangan gizi pada anak-anak, menjadi salah satu permasalahan kesehatan yang serius di daerah tersebut.

Ketua Umum KRIS, Adharta Ongkosaputra, menjelaskan bahwa KRIS memiliki program utama yaitu Stop Stunting, dengan fokus untuk menangani stunting pada anak-anak di daerah-daerah dengan angka prevalensi stunting yang tinggi, termasuk di TTU.

 “Kami sedang membuat proyek percontohan di TTU, yang akan membantu kurang lebih 350 anak dengan memberikan edukasi dan bantuan gizi yang tepat. Tujuan kami adalah untuk mengedukasi bukan hanya anak-anak, tetapi juga remaja yang akan memasuki usia pernikahan serta ibu-ibu hamil,” ujar Adharta kepada tim liputan EL JOHN Media.

Menurutnya, edukasi menjadi kunci utama dalam mengatasi stunting. Stunting terjadi karena kurangnya pemahaman tentang pentingnya gizi pada masa remaja dan kehamilan. “Edukasi kepada remaja dan calon pengantin sangat penting, karena mereka seringkali tidak mengetahui bahwa kurangnya asupan gizi dapat menyebabkan anak yang lahir mengalami stunting,” tambah Adharta.

Selain itu, penting juga untuk memberikan dukungan psikologis kepada anak-anak yang mengalami stunting. “Kami ingin memberikan edukasi kepada anak-anak supaya mereka tidak merasa minder dan takut meskipun mereka mengalami stunting. Mereka harus tetap berani tampil dan merasa percaya diri,” kata Adharta.

KRIS, yang sebelumnya dikenal dengan nama Kill Covid-19, adalah sebuah organisasi yang dibentuk untuk membantu pemerintah dalam menangani pandemi Covid-19. Namun, seiring dengan meredanya pandemi, KRIS terus melanjutkan misi kemanusiaannya dengan fokus pada berbagai program sosial, salah satunya adalah penanganan stunting.Sejak berdiri, KRIS telah aktif menyebar di berbagai wilayah Indonesia untuk menggalakan aksi kemanusiaan dan penanganan stunting.

Adharta berharap acara ini dapat menjadi contoh bagi kegiatan amal lainnya di masa depan. “Kami berharap acara ini bisa menjadi bola salju yang membawa dampak positif, mengajak orang lain untuk melakukan kegiatan serupa. Ini adalah cara kita menggalang cinta kasih agar bisa membantu sesama,” ujarnya.

Adharta juga menyampaikan rasa terima kasihnya atas antusiasme masyarakat yang cukup besar dalam acara lelang ini. “Minat masyarakat sangat bagus. Kami sudah mempersiapkan acara ini selama beberapa bulan, dan meskipun berlian sering dianggap sebagai barang mewah yang hanya untuk orang kaya, kami tetap terbuka untuk siapa saja yang ingin berpartisipasi dan membantu sesama,” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *