Dukung Transportasi Ramah Lingkungan, KAI Hadirkan 102 Water Station di 39 Stasiun

Dalam upaya mendukung gerakan pelestarian lingkungan dan mengurangi ketergantungan pada plastik sekali pakai, PT Kereta Api Indonesia (Persero) terus menggulirkan inisiatif-inisiatif berkelanjutan. Salah satu program unggulan yang telah dijalankan adalah penyediaan Water Station, yakni fasilitas pengisian air minum gratis yang dapat digunakan oleh pelanggan di berbagai stasiun kereta.
Hingga pertengahan tahun 2025, KAI telah menyediakan 102 unit Water Station yang tersebar di 54 titik lokasi pada 39 stasiun di seluruh wilayah operasional KAI, mulai dari Divisi Regional hingga Daerah Operasi (Daop).
Menurut keterangan dari Vice President Public Relations KAI, Anne Purba, kehadiran Water Station merupakan bentuk nyata komitmen perusahaan dalam mengurangi dampak lingkungan akibat konsumsi air dalam kemasan plastik.
“Pelanggan cukup membawa tumbler masing-masing. Mereka bisa mengisi ulang air minum secara gratis, nyaman, dan mudah di area stasiun,” ungkap Anne.
Water Station ini tersedia di berbagai Daop dan Divre, antara lain:
- Daop 1 Jakarta: Gambir, Pasar Senen, Bekasi, Jatinegara, Cikarang
- Daop 2 Bandung: Bandung, Kiaracondong, Purwakarta, Padalarang
- Daop 3 Cirebon: Cirebon, Cirebon Prujakan, Jatibarang
- Daop 4 Semarang: Semarang Tawang Bank Jateng, Semarang Poncol
- Daop 5 Purwokerto: Purwokerto, Kutoarjo, Kroya, Kebumen
- Daop 6 Yogyakarta: Yogyakarta, Lempuyangan, Solo Balapan, Solo Jebres, Purwosari
- Daop 7 Madiun: Madiun, Kertosono, Kediri, Tulungagung, Jombang, Blitar
- Daop 8 Surabaya: Surabaya Gubeng, Surabaya Pasarturi, Malang, Lamongan, Sidoarjo, Wonokromo
- Daop 9 Jember: Jember
- Divre I Medan: Medan, Tebing Tinggi
- Divre IV Tanjungkarang: Tanjungkarang
KAI juga telah merencanakan penambahan Water Station di beberapa stasiun lain, seperti Banjar, Tasikmalaya, Ketapang, dan Banyuwangi Kota, guna memperluas cakupan layanan ramah lingkungan di lebih banyak wilayah.
“Kami ingin menumbuhkan kebiasaan baru di kalangan pelanggan kereta api—yakni membawa tumbler sendiri sebagai bagian dari gaya hidup ramah lingkungan,” ujar Anne lebih lanjut.
Inisiatif Water Station hanyalah salah satu dari rangkaian kebijakan ramah lingkungan yang kini diperkuat KAI. Dalam kerangka program ESG (Environmental, Social, and Governance), KAI juga mengembangkan teknologi Face Recognition Boarding yang mempercepat dan menyederhanakan proses boarding tanpa perlu mencetak tiket, sehingga turut mengurangi konsumsi kertas.
Di sisi layanan makanan, KAI telah mengganti sebagian besar peralatan makan plastik dengan peralatan berbahan kayu (wooden cutlery) yang lebih ramah lingkungan dan mudah terurai.
“Seluruh inisiatif ini merupakan bagian dari komitmen kami dalam mendukung pengurangan dampak lingkungan dari sektor transportasi. Kami ingin menghadirkan layanan kereta api yang tidak hanya modern dan nyaman, tetapi juga selaras dengan prinsip keberlanjutan global,” pungkas Anne.
Dengan berbagai inovasi tersebut, KAI tidak hanya memfasilitasi mobilitas masyarakat Indonesia, tetapi juga mendorong transformasi menuju transportasi publik yang berwawasan lingkungan, sejalan dengan upaya global menghadapi perubahan iklim dan krisis ekologi.