Keunikan Masyarakat Baduy Didorong Jadi Destinasi Wisata Dunia

0
91015-masyarakat-baduy-jalan-ratusan-kilometer-memulai-tradisi-seba-3wd_highres

Kehidupan masyarakat Baduy kini telah menjadi destinasi wisata yang dimiliki Kabupaten Lebak, Banten. Bahkan, Lebak menjadi satu-satunya daerah yang destinasi wisatanya memperlihatkan kebudayaan dan peradaban suatu suku.

Kini muncul wancana untuk mendorong kehidupan Kebudayaan masyarakat Baduy untuk lebih mendunia. Untuk mencapai hal tersebut, Dinas Pariwisata Kabupaten Lebak akan mengembangkan objek wisata adat masyarakat Baduy yang tinggal di Gunung Kendeng. Pengembangkan ini, diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara untuk datang ke Lebak.

“Kita mendorong destinasi wisata Baduy mendunia,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lebak Hayat Syahida di Lebak, Rabu, 25 Oktober 2017.

Hayat mengatakan keunikan kehidupan masyarakat Baduy menjadi salah satu daya tarik wisatawan.  Keunikan itu yakni masyarakat Baduy dilarang memakai peralatan elektronik seperti televisi dan kipas angin. Bahkan masyarakat Baduy melarang adanya perbaikan  infrastruktur seperti jalan maupun penerangan.

Keunikan lainnya, masyarakat Baduy tidak menggunakan cangkul dan pupuk kimia saat bertani. Mereka hanya mengandalkan air dan cuaca untuk mengurusi komoditas yang ditanamnya.

Jika ingin pergi, masyarakat Baduy tidak boleh menggunakan kendaraan. Untuk menuju ke suatu tempar, masyarakat Baduy hanya berjalan kaki. Jika ketahuan menggunakan kendaraan, maka akan dikenakan sanksi. Keunikan-keunikan itu merupakan ajaran adat Baduy dari leluhurnya yang harus dipertahankan hingga saat ini.

“Kami menilai potensi wisata Baduy bisa mendunia karena keunikan itu bagi wisatawan domestik dan mancanegara,” ujar Hayat.

Masyarakat Baduy hidup di Desa Kanekes Kecamatan Leuwidamar dengan luas lahan 5.110 hektare yang terdiri dari 3.000 hektare hutan adat dan 2.110 hektare permukiman, serta jumlah penduduk di atas 11.000 jiwa.

Masyarakat Baduy Dalam yang tersebar di Kampung Cibeo, Cikawartana dan Cikeusik.
Untuk mendongkrak pengunjung wisata Baduy, pemerintah daerah membangun infrastuktur. Pembangunan wisata Badui itu sesuai dengan nawacita pemerintah guna mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat. “Kami optimistis objek wisata Baduy mendunia, seperti kehidupan komunitas suku Aborigin di Australia, suku Amish di Amerika Serikat, atau suku Incha di Manchu Pichu Peru,” katanya.

Menurut dia, potensi destinasi wisata Badui memiliki nilai jual hingga mendunia karena cukup menarik untuk dijadikan bahan penelitian. Pemerintah daerah dapat mengembangkan objek wisata adat sehingga dapat mendongkrak pendapatan asli daerah (PAD) dan pertumbuhan ekonomi masyarakat. “Kami yakin objek wisata itu bisa mendatangkan wisman,” ujarnya.

https://www.youtube.com/watch?v=QxYPo–Vko8

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *