Pemprov DKI Jakarta Pecahkan Rekor MURI Lewat 7.000 Pesilat dan Penari di Acara “Jakarta Dalam Warna”

0
siaranpers_pemprov_dki-20250706101737_5r5udp_195

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sukses menyelenggarakan perhelatan budaya spektakuler bertajuk “Jakarta Dalam Warna”, yang digelar di kawasan Bundaran Hotel Indonesia (HI), Jakarta Pusat, pada Minggu pagi (6/7/2025). Acara yang memadukan kekayaan budaya Betawi dalam bentuk pertunjukan pencak silat dan tari tradisional ini berhasil memecahkan rekor dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Lebih dari 5.000 pesilat dan 2.000 penari dari ratusan padepokan serta sanggar seni di seluruh wilayah DKI Jakarta turut ambil bagian dalam pertunjukan akbar tersebut. Dengan semangat kolaborasi dan kecintaan terhadap budaya lokal, acara ini menjadi simbol dari komitmen Jakarta untuk merawat akar tradisinya sambil melangkah menuju masa depan sebagai kota global.

Acara ini dihadiri langsung oleh Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung dan Wakil Gubernur Rano Karno, yang keduanya dikenal memiliki latar belakang kuat dalam dunia seni dan kebudayaan.

Gubernur Pramono dalam sambutannya menyampaikan bahwa budaya Betawi adalah wajah Jakarta yang otentik dan harus terus dikedepankan dalam setiap aspek kehidupan masyarakat. Ia menekankan pentingnya rasa bangga terhadap budaya lokal sebagai pondasi membangun Jakarta yang aman, nyaman, dan kompetitif secara global.

“Wajah Jakarta adalah kebudayaan, terutama Betawi. Undang-Undang No. 2 Tahun 2024 sudah secara jelas mengamanatkan hal ini. Maka kami ingin budaya Betawi bukan hanya dilihat sebagai hiasan dalam perayaan, tetapi menjadi bagian dari keseharian masyarakat,” ujar Pramono.

Ia juga menyampaikan bahwa dalam berbagai acara resmi pemerintahan, dirinya telah mewajibkan penggunaan busana adat Betawi, seperti ujung serong, sebagai langkah konkret memperkuat identitas budaya dalam birokrasi.

MURI memberikan penghargaan kepada Pemprov DKI Jakarta atas rekor kolaborasi pencak silat dan tari tradisional dengan jumlah peserta terbanyak. Sertifikat rekor tersebut diserahkan langsung kepada Gubernur Pramono Anung di tengah euforia acara.

“Penghargaan ini bukan sekadar angka, tapi bentuk nyata semangat masyarakat Jakarta dalam menjaga dan merayakan budaya. Saya harap ini bisa memicu semangat untuk terus melestarikan kekayaan budaya kita,” tegasnya.

Sementar itu, Wakil Gubernur Rano Karno menyampaikan bahwa “Jakarta Dalam Warna” merupakan bagian dari rangkaian peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-498 DKI Jakarta, sekaligus menandai langkah awal menuju perayaan 500 tahun Jakarta pada 2027 mendatang.

“Pencak silat bukan hanya bela diri, tapi juga simbol keindahan dan ketangguhan budaya Betawi. Ke depan, budaya dari berbagai daerah lain seperti Sumatera Barat, Jawa Barat, dan lainnya akan tampil di Jakarta. Hari ini kita mulai dari Betawi,” jelas Rano.

Ia juga mengucapkan terima kasih kepada ribuan pesilat dan penari yang telah tampil maksimal dalam kolaborasi budaya ini, menyatukan seni dan tradisi dalam satu panggung besar.

Selain pertunjukan budaya, “Jakarta Dalam Warna” juga menghadirkan hiburan dari para artis dan musisi ternama. Di antaranya adalah Rossa dan Ayu Ting Ting yang membawakan lagu-lagu khas Indonesia, serta aksi panggung dari Prisia Nasution yang menampilkan keahlian pencak silatnya.

Seniman dan penari seperti Happy Salma dan Ufa Suforia turut memberikan warna seni yang berbeda dalam acara ini. Penampilan dari marching band Jakarta Drum Corps menambah kemegahan acara dengan iringan musik yang membangkitkan semangat persatuan dan kebudayaan.

Acara ini tidak hanya menjadi selebrasi budaya, tetapi juga mencerminkan arah pembangunan Jakarta yang mengusung inklusivitas, keberagaman, dan modernitas berbasis akar budaya. Melalui kegiatan seperti ini, Pemprov DKI Jakarta ingin menegaskan bahwa transformasi menuju kota global tidak boleh melupakan warisan budaya lokal sebagai fondasinya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *