Peringatan Trisuci Waisak: Memahami Simbolisme Air Suci Umbul Jumprit

Sejak pagi, Rabu (22/5/2024), sekitar pukul 09.00 WIB, areal Umbul Jumprit sudah terlihat ramai oleh para Bhikkhu. Mereka adalah perwakilan dari majelis dan masyarakat Buddha. Mereka berkumpul di sini dalam rangka melakukan serangkaian acara dan ritual menyongsong peringatan Trisuci Waisak 2568 BE/2024.
Umbul Jumprit adalah kawasan mata air yang terletak di lereng Gunung Sindoro, berjarak sekitar 26 kilometer di sebelah barat laut Kota Temanggung atau perjalanan kurang lebih sekitar 2 jam dari Candi Borobudur, Magelang.
Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha, Nyoman Suriadarma menyampaikan bahwa mata air yang berada di Umbul Jumprit ini bagi Umat Buddha disebut Air Suci. Mata air ini tidak pernah kering meski pada saat musim kemarau dan menjadi sumber air bagi Sungai Progo. Mata air ini berada di bawah sebuah gua dan dinaungi pohon besar yang teduh serta berdekatan dengan Makam Ki Jumprit.
“Pengambilan air suci di Umbul Jumprit ini merupakan rangkaian dari peringatan Waisak 2568 BE. Air suci ini adalah air alam yang melambangkan suatu kemurnian,” kata Nyoman Suriadarma setelah mengikuti rangkaian pengambilan air suci.
“Bagi Umat Buddha, Air itu bermakna jernih dan bening. Sehingga dapat memberikan penyadaran bagi umat agar fikirannya jernih. segala beban dalam pikiran dihilangkan. Air itu juga melambangkan kerendahan dan ketenangan hati, sebab air mengalir dengan tenang,” kata Nyoman Suriadarma.

Nyoman Suriadarma menjelaskan bahwa Air Suci ini akan dihantarkan ke Candi Mendut untuk disemayamkan dan akan dibawa ke Candi Borobudur pada puncak peringatan Waisak 2568 BE.
“Kita sama-sama mengambil air suci ini untuk dibawa ke Candi Mendut hingga ke Candi Borobudur. Terimakasih kepada semua pihak yang terlibat dalam pengambila air suci ini,” ucap Nyoman Suriadarma.
Ketua DPD Walubi Jawa Tengah Tanto Harsono menjelaskan bahwa air suci Umbul Jumprit yang diambil oleh para Bhikkhu ini sebanyak 22 kendi.
“Ini bermakna, kita sebagai manusia terdiri dari banyak unsur, salah satunya air. Air adalah sumber kehidupan kita. Tanpa air kita tidak bisa hidup. Air yang menghidupkan kita. Air suci yang membuat berkah bagi semua,” jelas Tanto Harsono.

Sebelum prosesi pengambilan air suci, Para Bhikkhu, perwakilan majelis Buddha, Masyarakat Buddha melaksanakan upacara doa bersama, penyalaan lilin dan dupa.
Usai prosesi pengambilan air suci di Umbul Jumprit, air suci diterima oleh Direktur Urusan dan Pendidikan Buddha Nyoman Suriadarma, para Bhikkhu, dan perwakilan majelis Buddha di Candi Mendut.