Presiden FATA Terpilih Pauline Suharno Akan Memperkuat Branding FATA
Ada kabar gembira bagi sektor pariwisata Indonesia. Belum lama ini, seorang insan pariwisata tanah air terpilih sebagai President Federation of Asean Travel Association (FATA) periode 2022-2024 yakni Pauline Suharno.
Perempuan yang terus memberikan sumbangsihnya terhadap kemajuan industri perjalanan wisata nasional ini, terpilih secara aklamasi melalui Annual General Meeting (AGM) secara virtual pada 24 Februari 2022 lalu.
Para Board members FATA yang terdiri dari Asosiasi Travel Agents dari negara anggota ASEAN ini sepakat dan menyetujui terpilihnya Pauline Suharno sebagai Presiden FATA yang baru.
Pauline mengatakan ada sejumlah pekerjaan rumah yang harus dijalankan dalam waktu dekat ini, diantaranya melakukan branding terhadap FATA kepada seluruh perusahaan perjalanan wisata dan mitranya di kawasan ASEAN. Hal ini dilakukan karena selama ini, belum banyak pihak-pihak yang mengetahui FATA.
“Saya akan mensosialisasikan FATA kepada anggota-anggota travel agent di masing-masing negara ASEAN, karena mungkin pengurus asosiasinya di negara-negara ASEAN yang tau apa itu FATA, tetapi member-member yang lain yang tersebar di berbagai daerah itu mereka belum tau soal FATA. Kalau di Indonesia mungkin sekarang sudah tau yah karena Presiden FATA terpilih dari Indonesia,” kata Pauline saat menjadi nara sumber dalam program talk show EL JOHN TV yakni ‘Indonesia Tourism Forum beberapa waktu lalu.
Program ini, dipandu oleh Bagas Soripada (Putra Kopi Indonesia 2019) dan Tisya Laura Dewi (Putri Pariwisata Indonesia 2021). Program tersebut dilakukan secara taping dan akan ditayangkan di website EL JOHN TV pada Sabtu 12 Maret 2022, pukul 10.00 WIB
Untuk menggencarkan branding FATA, Pauline yang juga akan mengoptimalkan media sosial dan website karena perangkat digital tersebut memiliki jangkauan luas hingga ke belahan dunia dan tepat sasaran.
Pekerjaan rumah yang lain, yakni mempertemukan perusahaan perjalanan wisata antara negara-negara ASEAN. Selama ini, banyak perusahaan yang tidak mengenal satu sama lain padahal mereka masuk dalam anggota FATA. Selain itu, upaya ini dilakukan agar mereka dapat mengetahui destinasi-destinasi yang ada di antara negara-negara Asia Tenggara.
“Kita tuh ingin supaya temen-temen di Asean ini, terutama travelagent tuh saling mengenal satu sama lain, saling tahu destinasi di satu tempat dengan tempat berikutnya jadi mereka tau semua destinasinya. Jadi contoh nih, orang Thailand, taunya di Indonesia itu hanya Bali dan Yogyakarta, mereka tidak tau di Indonesia itu ternyata banyak destinasi. Jadi saya ingin temen-temen travel agent di berbagai wilayah ASEAN itu, di berbagai kota-kota baik besar maupun kecil, mereka juga kenal kota-kota di Indonesia baik besar maupun kecil juga,” ujar Pauline.
Menurut Pauline, untuk dapat mengetahui destinasi apa saja yang layak untuk dikunjungi perlu diselenggarakan suatu event yang menawarkan perjalanan wisata ke banyak destinasi.
“Jadi PR-nya kita ingin membikin kaya Asian Travel Exchange atau ASEAN Virtual Travel Mart. Mumpung sekarang lagi virtual, mereka tidak butuh cost untuk datang mengunjungi satu persatu dan sebetulnya ini sudah pernah kami coba lakukan dengan Astindo sendiri,” terang Pauline
“Di Astindo, kita punya namanya program Astindo Virtual Travel Mart Indonesia. Di mana di acara travel mart ini kita mengundang travel agent anggota kami Astindo sebagai seller. Jadi anggota kami dari ujung Aceh hingga Irian itu, kita minta untuk presentasikan produk wisata unggulan di daerah masing-masing . Lalu sebagai buyer, kita mengundang travel agent seluruh ASEAN secara virtual untuk mendengarkan travel agent kita, untuk presentasi destinasi wisata. Jadi mereka akan saling tau destinasi-destinasi yang ada di Indonesia,” lanjutnya.
Lebih lanjut, Pauline mengungkapkan bawa aspek kesehatan sangat penting untuk mendukung kegiatan berwisata. Oleh karena itu, sebagai Presiden FATA, dirinya mendorong adanya kolaborasi yang kuat antara FATA organisasi ASEAN dalam menyamakan persepsi untuk membuat aturan protokol kesehatan dan menyebarkan ke negara-negara ASEAN serta yang terpenting adalah kesepakatan tersebut harus diimplementasikan.
“Dari ASEAN Secretariat, mereka melakukan begitu banyak studi, mereka begitu banyak melakukan agreement, begitu banyak konsultasi dengan berbagai konsultan tapi tidak diimplementasikan dan tidak disebarluaskan dan disosialisasikan kepada kita, pihak swasta yang memang urusannya ngurusin tamu sehari-hari,” tegas Pauline.