Tahun Depan, Pantai Plengkung Terpilih Jadi Lokasi Turnamen World Surf League

Pantai Plengkung atau G-Land yang selama ini menjadi destinasi wisata bahari di Banyuwangi, Jawa Timur, terpilih sebagai lokasi Liga Surfing Dunia (World Surf League/WSL) seri ke-3 yang akan diadakan pada 4-14 Juni 2020.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengatakan, kabar terpilihnya pantai plengkung sebagai lokasi turnamen selancar dunia telah disampaikan oleh Manajer WSL Asia yakni Steven Roberston. WSL merupakan badan pengelola ajang selancar dunia.
“Kami sudah bertemu tim WSL Asia. Rapat WSL di AS memutuskan satu dari 11 seri kompetisi selancar terbaik dunia 2020 akan digelar di Banyuwangi. Ini kalau di tenis, ya semacam grand slam-nya yang hanya empat event dalam setahun. Jadi sangat membanggakan bagi Banyuwangi,” ujar Bupati Anas.
“Seri yang akan digelar di Banyuwangi semacam grand slam di tenis, yang hanya empat ajang dalam setahun. Jadi ini sangat membanggakan bagi Banyuwangi,” lanjutnya.
Anas melanjutkan, banyak daerah di belahan dunia lain yang sangat berminat menjadi tuan rumah, dan tahun 2020 Banyuwangi dipilih oleh WSL.
“Saya akan sampaikan kabar baik ini ke Gubernur Jatim Ibu Khofifah dan pemerintah pusat agar bisa dimanfaatkan sebagai momen menggaungkan pariwisata Banyuwangi, Jatim, dan Indonesia,” kata Anas.
WSL Championship Tour merupakan liga selancar paling bergengsi di dunia, yang terdiri atas 11 ajang selancar yang biasanya dimulai sejak April-Desember setiap tahunnya di berbagai pantai dunia.
Tahun ini, katanya, WSL Championship Tour antara lain digelar di Australia, Amerika Serikat, Brazil, Hawaii, Tahiti, Afrika Selatan, Portugal hingga Prancis.
Menurut Anas, momen WSL Championship Tour sangat sayang untuk dilewatkan karena ajang ini menduduki peringkat atas liga olahraga yang digemari penduduk dunia setelah sepak bola dan basket. Bahkan keterikatan sosial dalam ajang ini sangatlah tinggi, hal itu terbukti WSL Championship Tour selalu menjadi perbincangan di dunia maya hingga mampu mengalahkan MotoGP yang hanya menduduki peringkat 9.
“Penyelenggaraan WSL akan diliput belasan TV asing yang cakupannya bisa mencapai 643 juta penonton,” kata Anas mengutip data WSL.
Secara ekonomi ajang ini akan sangat menggerakkan ekonomi lokal karena setelah ajang tersebut para penggemar selancar seluruh dunia pasti akan semakin tertarik ke Banyuwangi.
Sementara, Manajer WSL Asia Steven Robertson menjelaskan, Banyuwangi dipilih karena perhatian pemerintah daerahnya yang cukup besar pada pengembangan sport tourism.
“Saat pertemuan di Amerika Serikat, kami memilih G-Land sebagai satu dari 11 seri yang akan kami gelar 2020. Kami siapkan dana USD 2,5 juta (sekitar Rp 35 miliar). Saya pikir, Banyuwangi adalah daerah yang tepat karena pemerintahnya sudah terbiasa menggelar event sport tourism,” terang Steven.
Steven menyebut, G-Land dipilih karena tidak hanya punya ombak bagus, tetapi lokasinya berada di kawasan taman nasional yang memiliki keelokan tersendiri.
“Ini akan menjadi cerita menarik bagi peselancar dunia. Mereka bakal berselancar di pantai yang berada di tengah hutan elok. Experience semacam ini akan menjadi cerita positif di kalangan peselancar seluruh dunia,” beber Steven.
G-Land berada di kawasan Taman Nasional Alas Purwo. Hutan ini telah ditetapkan sebagai geopark nasional dan Cagar Biosfer Dunia oleh UNESCO. G-Land dikenal salah satu lokasi selancar terbaik di dunia karena ombaknya yang khas, besar dan membentuk terowongan.