Tambah Lagi, 4 Geopark Indonesia Masuk ke Jaringan UNESCO Global Geopark
Sumber Foto: Kemenparekraf/Baparekraf
Empat situs geopark Indonesia masuk ke jaringan UNESCO Global Geoparks (UGG) berdasarkan keputusan Sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-216 di Paris, Prancis pada Rabu (24/5/2023).
Keempat geopark tersebut adalah Ijen UNESCO Global Geopark, Maros Pangkep UNESCO Global Geopark, Merangin Jambi UNESCO Global Geopark, dan Raja Ampat UNESCO Global Geopark.
Melansir dari rangeopark.bappenas, Geopark atau Taman Bumi sendiri merupakan wilayah tunggal atau gabungan, di mana memiliki Situs Warisan Geologi (Geosite) dan bentang alam yang bernilai, terkait aspek Warisan Geologi (Geoheritage), Keragaman Geologi (Geodiversity), Keanekaragaman Hayati (Biodiversity), dan Keragaman Budaya (Cultural Diversity). Tidak hanya itu, juga dikelola untuk keperluan konservasi, edukasi, dan pembangunan perekonomian masyarakat secara berkelanjutan.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf/Kabaparekraf), Sandiaga Salahuddin Uno, mengharapkan bahwa dengan ditetapkan empat situs geopark Indonesia ini, dapat memperkuat promosi pariwisata dan ekonomi kreatif, serta juga memperkuat pembangunan pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan.
“Sekaligus sebagai sarana promosi yang efektif sehingga dapat menambah minat wisatawan, tidak hanya nusantara tapi juga mancanegara. Sehingga pada akhirnya akan memberikan dampak yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi dan terbukanya lapangan kerja bagi masyarakat,” ucap Sandiaga.
Lebih lanjut, Sandiaga juga akan melakukan promosi kepada keempat geopark tersebut serta enam geopark sebelumnya agar semakin dikenal wisatawan.
“Termasuk memastikan keterlibatan desa-desa wisata di sekitar geopark agar dapat berkontribusi dalam pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif berbasis geopark,” kata Sandiaga. Dalam keterangan resminya, Dewan Eksekutif UNESCO menyetujui adanya penambahan 18 situs ke jaringan UNESCO Global Geoparks. Dengan ini, total jumlah geopark menjadi 195 dari 48 negara. (Sumber: Kemenparekraf)
