Triwulan I 2017, Salatiga Serap Investasi Rp56,7 Miliar
Pada triwulan pertama 2017, terhitung Januari hingga Maret lalu, Pemkot Salatiga, Jawa Tengah, berhasil menyerap investasi Rp56,7 miliar. Diharapkan serapan investasi tahun ini bisa lebih tinggi dari 2016 yang mencapai Rp398,9 miliar.
Wali Kota Salatiga Yuliyanto menyatakan, berdasarkan data dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (Dinas PM dan PTSP), tingkat investasi di Kota Salatiga selama tiga tahun terakhir ini cenderung meningkat. Pada 2014 lalu, jumlah investasi Rp45,999 miliar. Kemudian 2015, jumlah investasi mencapai Rp98,6 miliar dan 2016 meningkat drastis mencapai Rp398,9 miliar.
“Tahun ini, dari Januari hingga Maret, serapan investasi sudah mencapai Rp56,7 miliar. Ini menandakan semakin banyak investor yang tertarik untuk menanamkan modalnya di Kota Salatiga,” kata Yuliyanto disela-sela acara peletakan batu pertama pembangunan pabrik plastik milik PT Indo Sakura Indah di Cebongan, Argomulyo, Senin (10/7/2017).
Menurut Yuliyanto, peningkatan investasi ini sangat menunjang laju pertumbuhan ekonomi di Salatiga. Disamping itu, investasi juga menekan angka pengangguran. “Pendirian usaha tentunya membutuhkan tenaga kerja. Alhamdulilah, dari beberapa investasi mampu menyerap ribuan tenaga kerja,” ujarnya.
Yuliyanto mengungkapkan, potensi pertumbuhan perdagangan dan jasa di Salatiga cukup tinggi. Namun, pertumbuhan perdagangan dan jasa skala besar membutuhkan dukungan dari pemodal melalui sistem investasi.
“Investasi merupakan pendukung kuat pertumbuhan ekonomi di Salatiga. Karena itu, kami minta dukungan dari semua pihak untuk memasukan dan meningkatkan investasi di Salatiga,” tukasnya.
Menurut dia, daya dukung investasi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat sangat tinggi. Dengan investasi, maka akan terbuka lapangan pekerjaan baru.
Sehingga masyarakat yang menganggur bisa bekerja dan memiliki penghasilan. “Dengan demikian kesejahteraan masyarakat akan meningkat,” tandasnya.
Sementara itu, Direktur PT Indo Sakura Indah Wong Lidia Setiono menyatakan, perusahaan yang dipimpinnya akan mulai beroperasional pada 2018 nanti. Adapun jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk operasional dan produksi mencapai ribuan orang.
“Nilai investasi yang kami tanamkan di Salatiga mencapai Rp600 miliar. Dan kami juga membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah yang banyak. Tentunya, setelah beroperasional nanti, perusahaan kami bisa memberikan nilai ekonomis bagi masyarakat dan menunjang pertumbuhan ekonomi di Salatiga,” tandasnya. (Sumber Sindo News)