Wakil Wali Kota Minta Aplikasikan Kang Pisman dan Drumpori
Menyoal program Kang Pisman, wakil wali kota menyebutkan bahwa pemisahan sampah dari sumbernya adalah cara yang tepat untuk menghadirkan Bandung Zero Waste. “Sampah yang punya nilai ekonomis, baiknya diolah kembali. Sampah yang tidak punya nilai ekonomis baru dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir,” ujarnya.
Ia kemudian menyebutkan, jika Bandung sudah menjadi kota Zero Waste, bukan tidak mungkin biaya pengelolaan sampah bisa dialihkan untuk hal lainnya.
“Biaya operasional sampah itu besar. Bukan tidak mungkin kita bisa membangun gedung sekolah, menggratiskan biaya pendidikan bagi masyarakat Bandung yang membutuhkan, atau melimpahkan anggaran tersebut. Oleh karena itu, Bandung Zero Waste harus kita kejar,” pesannya.
Sedangkan soal banjir, wakil wali kota juga mengajak kepada ASN di Kota Bandung untuk membuat drumpori di rumah masing-masing. “Kalau Bapak-Ibu melakukannya di rumah masing-masing, air dari talang di rumah akan tertampung sekitar 200 liter,” ujarnya.
Hal ini bertujuan agar saat musim hujan tiba, masyarakat bisa mencegah banjir dengan cara menyerap air. Saat musim kemarau, masyarakat memiliki tabungan air.
Konsep menyerap air ini dalam aplikasi lain juga diterapkan oleh Pemerintah Kota Bandung lewat pembangunan Kolam Retensi Sirnaraga. Saat ini Pemkot Bandung juga tengah membangun Wetland Park Cisurupan