Wayang Keroncong Sabet Penghargaan The Best Puppet Maket di Moskow

0
wayang-keroncong_20171110_200626

Seni budaya Indonesia kembali mendapatkan penghargaan  di event Internasional. Kali ini yang mendapatkan penghargaan  adalah kelompok teater asal Bandung Behind The Actores. Penampilan wayang keroncong yang dibawakan kelompok teater ini berhasil menyabet penghargaan the Best Puppet Maker dalam ajang Red Mood Festival yang berlangsung di Moskow, Rusia, baru-baru ini.

Pengahargaan tersebut diberikan, karena wayang keroncong dinilai sangat unik dan menarik, demikian Sekretaris Pertama Palaksana Fungsi Penerangan Sosial dan Kebudayaan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Moskow, Enjay Diana, seperti yang dikutip Antara, Sabtu, 11 November 2017.

Penampilan para seniman budaya itu mendapat ancungan jempol dari Duta Besar Republik Indonesia untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus M. Wahid Supriyadi. Wahid  menyampaikan apresiasi yang tinggi atas kiprah Behind The Actors yang secara tidak langsung turut memerankan diplomasi budaya Indonesia di Rusia.

Warga Rusia sangat menggemari keunikan dan keragaman budaya Indonesia. Wayang golek dan wayang kulit menjadi  budaya Indonesia yang sangat di kenal oleh warga Rusia. Kedua wayang ini selalu tampil di Festival Indonesia yang tak pernah sepi dari pengunjung yang notabenya kebanyakan adalah warga Rusia

Masyarakat Rusia pada dasarnya menyukai karya-karya klasik, kata Wahid, saat menerima kelompok Behind The Actors di KBRI Moskow.

 


Red Mood Festival merupakan festival boneka internasional berlangsung selama empat tahun berturut-turut. Sejumlah negara pernah ambil bagian dalam festival yang diadakan di Red Theatre, di pinggiran kota Moskow diantaranya Belarus, Belgia, Yunani, Pranci, dan Georgia.

“Untuk pertama kalinya di Rusia kami partisipasi memenuhi undangan Red Theatre, dan kami bersyukur atas apresiasi besar yang diberikan kepada kami, ujar Honey Rosalynda Mayne, produser Behind The Actors.

Dalam pementasannya Behind The Actors memadukan permainan wayang goleh dengan iringan musik keroncong. Untuk kali ini lakon yang dibawakan adalah Kumbakarna (Kumbakarna Pejah). Alhasil pementasannya meraih hasil memuaskan yakni dipenuhi penonton dan mendapatkan penghargaan the Best Puppet Maker.

Wayang golek yang dimainkan oleh dalang Atjep Hidayat, didukung Asep Budiman sebagai sutradara/aktor, Hendra Permana sebagai manajer/aktor dan Syarif Maulana sebagai penata musik menarik perhatian penonton.

Uniknya, semua anggota juri adalah murid Sekolah Teater yang juga mewawancarai para artis pertunjukkan.

“Kita kagum anak-anak itu cukup profesional dan sangat obyektif,” tambah Syarif Maulana, yang juga dosen di Fakultas Seni Rupa dan Desain Institut Teknologi Bandung ( ITB).

Setelah pertunjukkan selesai, tidak sedikit penonton, khususnya anak-anak yang mengerubungi Behind The Actors untuk memegang wayang golek, mencoba memainkannya dan bahkan berfoto bersama. Ada juga yang mengajukan berbagai pertanyaan mengenai wayang golek, cara pembuatannya, hingga memainkannya.

Selain Behind The Actors, Red Mood Festival yang keempat ini diikuti juga berbagai kelompok teater, yaitu Sacvoyage, Trilika, dan Hello! dari Rusia dan The Home of The Sun dari Belarus. Sebelumnya, Behind The Actors sudah pernah mengikuti berbagai festival di Taiwan, Vietnam, Turki, dan Swedia. (Sumber Antara)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *