Wisata Religi, Berziarah ke Makam Ulama Sufi Makassar
Berziarah ataupun berwisata religi pun menjadi budaya dan bagian dari daya tarik turisme. Hal yang sama terlihat di Kobbang Makassar.
Kawasan Kobbang adalah nama lain untuk merujuk Masjid Syekh Yusuf yang berdampingan dengan makam tokoh tersebut. Kobbang berada di Lakiung, berbatasan antara kabupaten Gowa dan kota Makassar tepatnya di jalan Syekh Yusuf.
Nama Syekh Yusuf cukup populer di pulau Sulawesi. Ia adalah ulama besar kelahiran Gowa, Sulawesi Selatan pada 3 Juli 1626. Syekh Yusuf berasal dari kalangan bangsawan tinggi Bugis dan mempunyai pertalian kerabat dengan raja-raja Banten, Gowa dan Bone. Sebagai salah satu ulama besar pada masa kolonial, penjajah sangat takut dan khawatir terhadap pengaruh Syekh Yusuf. Karena hal itulah ia lantas dibuang di Faure, Cape Town, Afrika Selatan.
Di saat kerajaan Gowa kalah, ia memilih pindah ke Banten bersama dengan 400 pendukungnya dan membantu perjuangan kerajaan Banten dalam melawan Belanda. Menyusul kekalahan Raja Banten Sultan Ageng Tirtayasa, ia kemudian diasingkan ke Sri Lanka dan dibuang kembali ke Afrika Selatan agar komunikasi dan dakwahnya dengan bekas murid-muridnya terputus. Di tempat inilah akhirnya Syekh Yusuf meninggal dalam usia 73 tahun. Jenasah Syekh Yusuf pun dibawa dari Afrika ke Makassar dengan melewati beberapa tempat yakni Sri Lanka, Banten, Sumenep sebelum akhirnya tiba di kota angin mamiri. Di 3 tempat persinggahannya itu para pengikutnya membuat makam agar senantiasa dapat mengambil inspirasi dari ilmu yang sudah diajarkan. Hal itulah yang membuat banyak kisah menceritakan bahwa Syekh Yusuf mempunyai 3 makam yakni di Cape Town, Srilangka dan Banten.
Namun begitu, jasad sebenarnya hingga kini bersemayam di Lakiung. Di kompleks makam dengan luas sekitar 2.500 meter persegi itu, terdapat makam lainnya yakni Sitti Daeng Nisanga yang merupakan istri Syekh Yusuf yang juga bibi dari Sultan Hasanuddin. Di sebelah kiri makam Sitti terdapat makam Sultan Abdul Jalil (Raja Gowa sekaligus putra Sultan Hasanuddin) dan murid utama Syekh Yusuf yakni Syeh Abdul Dhahir. Makam Syekh Yusuf memiliki rumah makam berbentuk kubah semi kerucut yang merupakan bentuk bangunan khas abad XVII. Makam ini terletak persis di samping masjid. Terdapat sebuah lorong yang menghubungkan antara masjid dengan makam.
Kompleks makam ini hampir tidak pernah sepi karena selalu disesaki para pengunjung yang ingin berziarah. Mereka tidak hanya berasal dari Makassar dan Gowa namun juga dari daerah lain.