5 alasan kenapa orang Jepang bisa lebih maju
Jepang atau yang biasanya dikenal dengna negara samurai ini merupakan salah satu negara yang sudah maju. Beberap tahun yang lalu di Jepang terjadi tsunami dan bencana pada tenaga nuklir yang awalnya akan digunakan untuk sumber listrik. Melihat beberapa bencana yang melanda negeri itu tidka memutuskan harapan bagi mereka, malah sekarag Jepang makin maju lagi dan tidak terpuruk dalam berduka. Kemajuan teknologi Jepang menghasilkan produk yang canggih dan bernilai tambah tinggi. Bahkan produk teknologi Jepang di Indonesia sangat mendominasi dan bisa ditemui dengan mudah. Melihat akan hal tersebut kenapa kita tidak belajar dari orang Jepang yang bisa sesukses itu, ini dia 5 alasan kenapa banyak orang di Jepang bisa sukses.
Malu adalah budaya leluhur dan turun temurun bangsa Jepang. Harakiri (bunuh diri dengan menusukkan pisau ke perut) menjadi ritual sejak era samurai, yaitu ketika mereka kalah dalam pertempuran. Masuk ke dunia modern, wacananya sedikit berubah ke fenomena “mengundurkan diri” bagi para pemimpin yang terlibat korupsi atau merasa gagal menjalankan tugasnya. Efek negatifnya mungkin adalah anak-anak SD, SMP yang kadang bunuh diri, karena nilainya jelek atau tidak naik kelas. Mereka malu terhadap lingkungannya apabila mereka melanggar peraturan ataupun norma yang sudah menjadi kesepakatan umum.
Sikap yang satu ini memang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan orang Jepang yaitu pantang menyerah. Sejarah mencatat Jepang merupakan salah satu negara kuat yang mampu menguasai sebagian besar wilayah di dunia, meskipun luas wilayahnya sangat kecil. Hal ini dikarenakan semangat juang yang tinggi dari para pemimpinannya. Setelah masa perang berakhir, nampaknya sikap itu terus dijalani turun temurun hingga saat ini. Terbukti ketika tragedi Tsunami beberapa waktu lalu menyapu hampir seluruh wilayahnya, Negeri Matahari Terbit ini mampu bangkit kembali dalam waktu yang tidak lama. Sejarah membuktikan bahwa Jepang termasuk bangsa yang tahan banting dan pantang menyerah. Rentetan bencana terjadi di tahun 1945, dimulai dari bom atom di Hiroshima dan Nagasaki , disusul dengan kalah perangnya Jepang, dan ditambah dengan adanya gempa bumi besar di Tokyo, ternyata Jepang tidak habis. Dalam beberapa tahun berikutnya Jepang sudah berhasil membangun industri otomotif dan bahkan juga kereta cepat (shinkansen). Akio Morita juga awalnya menjadi tertawaan orang ketika menawarkan produk Cassete Tapenya yang mungil ke berbagai negara lain. Tapi akhirnya melegenda dengan Sony Walkman-nya. Yang juga cukup unik bahwa ilmu dan teori dimana orang harus belajar dari kegagalan ini mulai diformulasikan di Jepang dengan nama shippaigaku (ilmu kegagalan).
Sudah menjadi rahasia umum bahwa bangsa Jepang adalah pekerja keras. Rata-rata jam kerja pegawai di Jepang adalah 2450 jam/tahun, sangat tinggi dibandingkan dengan Amerika (1957 jam/tahun), Inggris (1911 jam/tahun), Jerman (1870 jam/tahun), dan Perancis (1680 jam/tahun).Seorang pekerja Jepang boleh dikatakan bisa melakukan pekerjaan yang biasanya dikerjakan oleh 5-6 orang. Pulang cepat adalah sesuatu yang boleh dikatakan “agak memalukan” di Jepang, dan menandakan bahwa pegawai tersebut termasuk “yang tidak dibutuhkan” oleh perusahaan.
Kecekatan, keahlian, dan kecepatan dikenal ciri pekerja-pekerja Jepang. Karena itu tidak mengherankan jika perekonomian Jepang bisa tumbuh dengan pesat. Seorang pekerja di Jepang mampu melakukan pekerjaan lima orang pekerja di negara lain. Oleh karena itu, harga unuk seorang pekerja Jepang jauh lebih mahal dibandinakan negara lainnya. Mereka tidak banyak bicara dalam bekerja. Bagi mereka sangatlah penting mempersiapkan tugas yang diberikan secara maksimal. Jika ada negara yang ingin menjadi seperti Jepang, maka negara itu harus punya pekerja yang mampu mengerjakan berbagai pekerjaan dalam waktu yang sama. Selain itu, pekerja Jepang tidak terlalu pusing dengan bayaran. Mereka rela tidak dibayar untuk lembur.
Budaya di Jepang tidak terlalu mengakomodasi kerja-kerja yang terlalu bersifat individualistik. Termasuk klaim hasil pekerjaan, biasanya ditujukan untuk tim atau kelompok tersebut. Ada anekdot bahwa “1 orang professor Jepang akan kalah dengan satu orang professor Amerika, namun 10 orang professor Amerika tidak akan bisa mengalahkan 10 orang professor Jepang yang berkelompok”. Nah bagaimana sudah mengertikan kenapa negara Jepang bisa maju seperti saat sekarang ini, kalau anda ingin sukses juga silahkan mengadopsi prilaku yang baik dari orang jepang. (arf)