Apresiasi Tema Perayaan Imlek Nasional, Wapres: Rasa Malu Dapat Merawat Kerukunan dan Persatuan

0
WhatsApp Image 2024-02-12 at 11.03.07

Wakil Presiden (Wapres)  Ma’ruf Amin mengapresiasi tema yang diangkat dalam perayaan Imlek Nasional 2024 Masehi / 2575 Kongzili di Gedung Samudera, Jakarta pada Senin (13/02/2024). Tema tersebut yakni “Malu bila Tidak Tahu Malu, Menjadikan Orang Tidak Menanggung Malu”.

Wapres mengatakan tema tersebut menjadi cermin untuk menggelorakan semangat memperbaiki diri di momentum Tahun Baru Imlek.

“Saya kira tema ini sarat makna, baik dalam konteks refleksi hubungan antara individu dengan Tuhannya maupun antar sesama dalam dinamika kehidupan berbangsa dan  bernegara,” kata Wapres saat memberikan kata sambutan secara daring.

Wapres menerangkan rasa malu merupakan sifat fundamental untuk terwujudnya kebaikan sekaligus  untuk menciptakan jarak dari keburukan. Seseorang yang memiliki rasa malu akan  takut melakukan tindakan yang tidak sesuai norma, nilai, dan etika. Dengan  demikian, ia tidak akan melakukan perbuatan yang menyakiti sesamanya.

“Oleh karena itu, seluruh pemuka agama, termasuk pemuka agama Konghucu, memiliki peran penting dalam membudayakan rasa malu di kalangan umat. Ajaran,  nasihat, dan edukasi kepada umat terus diperlukan, agar rasa malu dalam diri  individu mampu berkembang menjadi sebuah tata nilai komunal yang mengukuhkan  identitas bangsa. Dengan demikian, keteraturan, kerukunan, dan persatuan bangsa  ini senantiasa terpelihara,” sambung Wapres.

Pada kesempatan ini, Wapres menyinggung hajat besar bangsa Indonesia yakni Pemilu 2024 yang dalam waktu  dekat ini diselenggarakan. Terkait hal tersebut, Wapres berharap berharap umat Konghucu dapat menggunakan hak politiknya di Pemilu 2024,  secara secara bertanggung jawab. Kepada para  tokoh agama Konghucu, Wapres berpesan dapat  berperan lebih dalam mendukung terciptanya  pemilu yang sejuk dan damai.

“Dengan kematangan dan kedewasaan bangsa kita dalam berdemokrasi, insya Allah bangsa kita akan senantiasa dianugerahi para pemimpin yang mampu menyatukan  berbagai perbedaan sekaligus memanfaatkannya menjadi salah satu pilar kekuatan untuk mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045,” tutur Wapres.

Perayaan Imlek Nasional 2024 Masehi / 2575 Kongzili dibuka oleh Menteri Agama (Menag)  Yaqut Cholil Qoumas. Perayaan ini, digelar oleh Pusat Bimbingan dan Pendidikan (Pusbimdik) Khonghucu Kementerian Agama bekerja sama dengan Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia (MATAKIN).

Tahun ini merupakan tahun ke-25 bagi umat Khonghucu dan Masyarakat Tionghoa dapat merayakan Tahun Baru Imlek secara nasional.

Perayaan Imlek Nasional ini, turut dihadiri antara lain Wakil Menteri Agama (Wamenag) Saiful Rahmat Dasuki, Ketua Dewan Kehormatan MATAKIN, Prof. Dr. H. Jimly Asshiddiqie, Ketua Umum MATAKIN, Budi Santoso Tanuwibowo, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Pejabat Tinggi TNI dan Kepolisian, pimpinan organisasi Tionghoa, pemuka agama dan ratusan umat Konghucu

Dalam sambutannya, Menag juga ikut  mengapresiasi tema yang diangkat dalam perayaan Imlek tahun ini. Menurut Menag, pesan yang disampaikan sangat bagus, mengajak semua orang tahu diri agar kedepan tidak menanggung malu.

“Perayaan imlek selain mengajak kita bahagia juga sebagai ruang refleksi bersama bagi umat manusia terutama bagi umat Khonghucu agar lebih baik ke depan,” ujarnya.

Menag mengatakan Kementerian Agama selalu menghormati hari besar keagamaan. Bukan hanya Idul Fitri dan Natal, namun Tahun Baru Imlek pun memiliki kedudukan yang sama. Oleh karena itu. Menag menginstruksikan kepada seluruh Jajaran Kemenag turut memasang ornamen khas nuansa Imlek, seperti Lampion, bunga Mei Hwa dan sebagainya, pada setiap kantor Kementerian Agama.

Menutup sambutannya, Menag mengajak semua umat beragama untuk berdoa bersama agar pemilu yang diselenggarakan dua hari lagi berlangsung damai dan lancar, dan menghasilkan pemimpin yang mencintai rakyatnya. “Dengan pemimpin yang mencintai rakyatnya, insya Allah cita-cita kita menuju Indonesia emas 2045 bisa tercapai,” ungkapnya.

Hal senada juga disampaikan Ketua Umum MATAKIN, Budi Santoso Tanuwibowo. Ia menjelaskan bahwa tema yang diangkat untuk perayaan Imlek Nasional tahun ini bertujuan untuk mengingatkan kita bahwa harus senantiasa mawas diri dalam melakukan segala perbuatan, apakah perbuatan tersebut akan membuat malu bagi diri sendiri atau tidak, karena dengan senantiasa mawas diri untuk menghindari perbuatan – perbuatan yang akan membawa malu bagi diri sendiri akan menjadikan kita terhindar dari menanggung malu.

“Kita semua terutama para paslon dan para calon wakil rakyat diingatkan untuk selalu ingat bahwa semanis-manisnya kekuasaan akan bisa hancur dan bisa saja dibayar dengan ongkos yang mahal persatuan itu sendiri, kalau kita tidak hati-hati. Maka rasa malu harus menjadi rem, karena betapun nikmat kekuasaan yang lebih penting adalah persatuan dan keutuhan bangs aini,” tegas Budi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *