Biro perjalanan Indonesia atau Association of The Indonesian Tours and Travel Agencies (Asita) Bali membantah kabar yang menyebutkan banyak wisatawan mancanegara (wisman) membatalkan kunjungannya ke   Bali akibat kondisi Gunung Agung yang semakin mengkhawatirkan. Ketua Asita Bali, I Ketut Ardana menegaskan tidak ada wisman yang membatalkan liburannya ke Bali. dan kini status Gunung Agus siaga, namun masih aman untuk dikunjungi.

“Belum ada seperti itu. Pariwisata Bali masih berjalan seperti biasanya, normal, ” katanya di Denpasar, Rabu, 20 September 2017.

Ardana membenarkan banyak negara lain  yang menanyakan kondisi Bali menyusul adanya peningkatan status Gunung Agung. Ardana mengaku pihaknya sudah menjawab pertanyaan tersebut,  dengan jawaban Bali dalam kondisi aman.

“Kami informasikan kepada partner kami bahwa Gunung Agung saat ini masih aman-aman saja,” ujarnya.

Menurut Ardana kondisi Bali yang aman diperkuat dari bantahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terkait  munculnya hujan abu Gunung Agung.

“Abu itu berasal dari kebakaran hutan di sekitar Gunung Agung. Bukan dari gunung tersebut. Kami juga akan terus pantau perkembangan Gunung Agung,” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, Gunung Agung statusnya meningkat ke level III atau Siaga sejak Senin 18 September 2017. Untuk mengantisipasi kemungkinan gunung tertinggi di Bali itu erupsi, Kodim 1609/Buleleng mendirikan posko pengungsian di Lapangan Desa Sambirenteng, Kecamatan Tejakula.

Posko dibuat untuk mengantisipasi kemungkinan gelombang pengungsi terkait peningkatan status vulkanik Gunung Agung di wilayah Kabupaten Karangasem.

“Pertimbangan kami adalah lebih baik siap siaga meskipun seandainya nanti posko tidak terpakai, daripada tidak siap ketika nanti memang sangat diperlukan,” kata Komandan Kodim 1609/Buleleng, Letkol Infrantri Selamet Winarko, seperti dikutip dari Antara.

Ia mengatakan, Kodim menyiagakan tiga posko berskala besar di wilayah Kecamatan Tejakula yang berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Karangasem. Beberapa alterlatif yang dipilih yakni lapangan dan juga gedung umum.

Selain posko berupa tenda, Kodim juga menyiagakan kendaraan angkutan seandainya diperlukan mengangkut pengungsi dari desa terdampak letusan Gunung Agung.

Meskipun demikian, Kodim Buleleng tetap menunggu garis koordinasi dengan Kodim Karangasem mengenai perkembangan status vulkanik Gunung Agung dan kemungkinan terjadi arus pengungsi ke wilayah Kabupaten Buleleng.

Mengenai fasilitas pengungsian, Selamet menguraikan bahwa satu tenda maksimal bisa menampung sekitar 50 pengungsi. TNI juga menyiagakan dapur darurat dan lokasi mandi, cuci, kakus (MCK) darurat.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *