ASMINDO dan Perhutani Teken MoU Soal Pasokan Kayu Jati Untuk UKM Furniture dan Kerajinan

Courtesy image from VIVERE Group
Asosiasi Industri Permebelan dan Kerajinan Indonesia (ASMINDO) bersama Perhutani menandatangani nota kesepahaman atau MoU mengenai pasokan kayu jati untuk UKM yang berada di bawah naungan ASMINO.
MoU ini ditandatangani langsung oleh Ketua Umum ASMINDO Dedy Rochimat dan Direktur Komersial Perhutani Ahmad Ibrahim, di sela-sela acara pembukaan Forum Kemitraan UKM/IKM dengan BUMN dan Usaha Besar di Smesco Indonesia, Jalan Gatot Subroto Kav.94, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (24/11/2022).

Ketua Umum ASMINDO Dedy Rochimat menyampaikan terima kasih kepada Perhutani yang bersedia menjalin tahapan kerja sama ini. Kehadiran Perhutani bagi UKM furniture dan kerajinan sangat dibutuhkan karena dapat membantu memenuhi kebutuhan kayu jati bagi para UKM.
“Kita tahu bahwa rantai pasok untuk kayu jati dan kayu itu sangat penting, kita banyak sekali keluhan rantai pasok ini tidak lancar. Kalau lancar kan kita bisa menghasilkan produk-produk, kemudian eksportir juga lancar, UKM kita bisa tambah maju, kita mau UKM kita naik kelas,” kata Dedy.
Dedy berharap dengan MoU ini, supply kayu jati bisa lebih lancar dan merata, sehingga UKM yang masuk dalam anggota ASMINDO mendapatkan kayu jati berkualitas tinggi yang pemanfaatannya untuk memenuhi pasar dalam negeri maupun ekspor.

“Diharapkan dengan MoU ini, semua bisa mendapatkan kayu yang lebih baik, kemudian bisa mensuport dengan baik, eksport maupun lokal. Karena banyak sekali UKM yang memerlukan kayu jati ini. Nanti ada Waketum bidang bahan baku akan mengurus ini. Nanti kita akan buat suatu sistem yang berkaitan dengan cara mensuply-nya sehingga semua UKM bisa mendapatkan dengan baik,” ujar Dedy yang juga sebagai CEO & Founder VIVERE Group.
Lebih lanjut, Dedy menambahkan permintaan pasar dalam negeri maupun luar negeri untuk furniture dan kerajinan berbahan kayu jati belakangan ini terus meningkatkan. Karena itu, kerja sama ini menjadi solusi yang tepat untuk memenuhi permintaan pasar tersebut.
“Jadi kayu jati itu banyak permintaannya, karena kayu jati itu adalah kayu yang paling bagus dan paling kuat. Dari kerajinan sampai dengan furniture banyak sekali kayu jati dipakai dan kayu jati adalah salah satu kekuatan Indonesia. Kita harapkan benar-benar kayu jati ini bisa kita kembangkan terus dan ditanam kembali sehingga sustainability-nya ada,” ungkap Dedy.

Sementara itu, Perhutani menyambut baik penandatanganan MoU dengan ASMINDO. Hal tersebut disampaikan Kepala Departemen Pengembangan Usaha Perhutanan Sosial Perhutani Anton Fajar Agung usai acara pembukaan.
Anton berharap dengan MoU ini, UKM furniture dan kerajinan yang berada di bawah bendera ASMINDO dapat mendapatkan pasokan kayu jati yang lebih baik dari sebelumnya.
“Jadi dari MoU ini, cara bagaimana UKM yang selama ini mungkin kesulitan dipasokan kayunya, ini akan didukung Perhutani untuk mendapatkan kepastian pasokan kayu, itu yang utama dari proses MoU yang nanti akan ditindak lanjuti ke perjanjian kerja sama,” ujar Anton.

Anton menerangkan, keuntungan Perhutani yang didapat dari MoU ini, di antaranya dapat meningkatkan peran Perhutani dalam membantu mengembangkan UKM dalam negeri sesuai program Pemerintah.
“Kalau keuntungan bagi kami tentunya ini meningkatkan peran kita di dalam mengembangkan UKM tanah air dan ini jadi lebih kelihatan berperan dengan baik, kalau untuk finansial otomatis karena kayu kita laku karena ada kepastian pasar. Tapi paling tidak dengan mengembangkan UKM harapan kita UKM ini bisa mendukung bisnis Perhutani ke depan,” tutur Anton.
Jika tidak ada rintangan, MoU ini akan segera ditindaklanjuti oleh kedua belah pihak untuk dibuat Perjanjian Kerja Sama.