Bapanas Pastikan Kondisi Pangan Aman dan Terkendali Usai Idulfitri 2025

Setelah melalui momentum Hari Raya Idulfitri 2025, Indonesia kembali menunjukkan kekuatannya dalam menjaga stabilitas pangan nasional. Kondisi pasar pascalibur panjang menunjukkan sinyal positif, di mana pasokan bahan pokok tetap tersedia dan harga relatif stabil serta terjangkau.
Kabar menggembirakan ini disampaikan oleh Deputi Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas/NFA), I Gusti Ketut Astawa, dalam kunjungan lapangannya ke Pasar Induk Tanah Tinggi (PITT) Paskomnas, Tangerang, Banten, belum lama ini.
“Kita bersyukur dapat melewati periode Hari Besar Keagamaan Nasional dengan aman dan terkendali. Ini hasil kerja sama erat lintas sektor untuk menjamin ketersediaan dan keterjangkauan pangan bagi seluruh rakyat Indonesia,” ujar Ketut dalam keterangannya.
Setelah sempat melambat akibat libur panjang Lebaran, aktivitas pasar kini menunjukkan tren pulih. Para pedagang telah kembali ke lapak masing-masing, sementara jalur distribusi bahan pokok dari sentra produksi menuju pusat konsumsi kembali beroperasi normal.
“Kita terus lakukan pemantauan dan koordinasi. Kegiatan distribusi pangan, termasuk antar-pulau, sudah kembali normal. Ini penting untuk mencegah kelangkaan dan lonjakan harga pasca-Lebaran,” tambah Ketut.
PITT Paskomnas dinilai memainkan peran strategis sebagai simpul distribusi utama, terutama dalam penyaluran komoditas ke wilayah Jabodetabek, Banten, Lampung, hingga Palembang. Komoditas yang masuk ke pasar ini berasal dari berbagai sentra produksi nasional.
Salah satu indikator positif dari stabilnya kondisi pangan pasca-Idulfitri adalah tren harga yang cenderung normal bahkan menurun. Komoditas strategis seperti cabai, bawang, dan beras mengalami pergerakan harga yang terkendali.
Beberapa harga komoditas per Rabu (9/4) di PITT Paskomnas:
- Beras premium: Rp 14.600/kg
- Beras medium: Rp 13.600/kg
- Cabai merah besar: Rp 50.000/kg
- Cabai keriting merah: Rp 60.000/kg
- Cabai rawit merah: Rp 90.000/kg (turun dari Rp 130.000/kg)
- Cabai rawit hijau: Rp 20.000/kg
Penurunan tajam harga cabai rawit merah menjadi sorotan. Dari level tertinggi di Rp 130.000/kg saat puncak permintaan menjelang Lebaran, kini harga kembali menyentuh angka wajar di bawah Rp 100.000/kg.
“Penurunan ini terjadi karena distribusi kembali lancar dan suplai dari sentra produksi meningkat. Ini hal baik yang harus terus dijaga,” kata Ketut.
Untuk bawang merah, harga grosir di pasar induk masih relatif tinggi di kisaran Rp 60.000 hingga Rp 80.000 per kg, namun data menunjukkan harga eceran sudah mulai turun ke Rp 46.000 – Rp 50.000 per kg. Faktor utama penurunan ini adalah musim panen yang tengah berlangsung di Brebes, sentra produksi utama bawang merah nasional.
Selain komoditas hortikultura, berbagai bahan pangan strategis lainnya juga menunjukkan harga yang stabil:
Minyakita: Rp 197.000 per dus (isi 12 liter) atau setara Rp 16.400/liter
Daging ayam ras: Rp 35.500/kg
Telur ayam ras: Rp 26.000/kg
Gula pasir kemasan: Rp 17.600/kg
Daging sapi: Rp 140.000/kg
Harga-harga ini menjadi bukti bahwa sistem pengawasan dan intervensi pasar yang dilakukan NFA bersama pemerintah daerah dan pelaku usaha berjalan efektif, bahkan di tengah lonjakan permintaan jelang dan pasca Lebaran.
Keberhasilan ini tidak lepas dari koordinasi erat antar kementerian, lembaga, dan pelaku pasar. Ketut menyebut bahwa NFA terus mengupayakan pemantauan aktif, komunikasi langsung dengan pedagang, serta penyusunan kebijakan responsif berbasis data lapangan.
“Kita ingin pastikan bahwa setiap warga, dari Aceh hingga Papua, punya akses terhadap pangan yang cukup, terjangkau, dan aman. Stabilitas pasca-Lebaran ini bukti bahwa kita bisa mencapainya,” ujarnya.
Meski situasi saat ini stabil, Ketut menegaskan bahwa Badan Pangan Nasional tidak akan lengah. Pemantauan tetap dilanjutkan terutama menjelang musim tanam dan potensi gangguan cuaca yang bisa memengaruhi pasokan dalam beberapa bulan ke depan.
“Kami tak akan berhenti di sini. Monitoring, koordinasi, dan intervensi akan terus kita lakukan demi menjaga ketahanan pangan Indonesia,” tutupnya.