BI Nilai Perekenomian Indonesia Masih Kokoh

Kenaikan peringat Indonesia menjadi Investment Grade oleh Lembaga pemeringkat global, Standard & Poor’s (S&P) diyakini Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo sebagai preseden baik dalam pertumbuhan ekonomi nasional. Karena itu bekas Menteri Keuangan ini berani menilai kondisi perekonomian Indonesia relatif stabil.
“Kita tahu bahwa Indonesia baru dapat upgrade dari S&P, itu berarti secara umum kondisi Indonesia positif,” kata Agus di Jakarta, Jumat. 26 Mei 2017.
Selain itu, kondusifnya perekenomian Indonesia dapat menjadi senjata penangkal dari dampak negatif yang ditimbulkan perekonomian global
Kondisi lain yang terjadi di tataran global adalah rencana anggaran yang diajukan Presiden AS Donald Trump. Selain itu, negosiasi Yunani atas utangnya kepada Dana Moneter Internasional (IMF) dan negara-negara Uni Eropa juga dipandang bakal sukses. dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. arus modal asing yang masuk menunjukkan peningkatan signifikan.
Dengan kondisi seperti itu, Indonesia diprediksi bakal menerima aliran modal yang cukup besar. Dibandingkan tahun lalu.
Selain itu, negosiasi Yunani atas utangnya kepada Dana Moneter Internasional (IMF) dan negara-negara Uni Eropa juga dipandang bakal sukses. Agus mengakui arus modal asing yang masuk menunjukkan peningkatan signifikan.
“Dana yang mengalir ke Indonesia dari Januari sampai minggu lalu sudah mencapai Rp 108 triliun, kalau dibandingkan tahun lalu periode yang sama itu Rp 62 triliun. Ini menunjukkan kondisi cukup positif bagi Indonesia,” tutur Agus.
Sementara itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani optimis dengan capaian layak investasi (investment grade) dari Standard & Poor’s (S&P) dapat mendorong investasi domestik maupun asing berbondong-bondong masuk ke Indonesia. Dengan peningkatan investasi akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini dan ke depan.
“Ekonomi kita diperkirakan tumbuh 5,1 persen di 2017, tapi di 2018 meningkat 5,4-5,6 persen. Jadi kita butuh investasi dari dalam dan luar negeri,” kata Menkeu ditempat terpisah.
Menkeu menjelaskan, perbaikan dari sisi belanja dilakukan pemerintah dengan upaya meningkatkan efisiensi belanja negara dan pemilihan proyek-proyek mana saja yang prioritas. Pemerintah, lanjutnya, tetap menaruh prioritas belanja negara untuk pembangunan infrastruktur, pengembangan pendidikan, dan perbaikan fasilitas kesehatan.
Menkeu optimistis dengan capaian layak investasi (investment grade) dari Standard & Poor’s (S&P) akan mendorong investasi domestik maupun asing berbondong-bondong masuk ke Indonesia. Dengan peningkatan investasi akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional tahun ini dan ke depan.
“Ekonomi kita diperkirakan tumbuh 5,1 persen di 2017, tapi di 2018 meningkat 5,4-5,6 persen. Jadi kita butuh investasi dari dalam dan luar negeri,” kata Menkeu beberapa waktu lalu.